Rabu 26 Jun 2024 17:13 WIB

IDAI: Polusi Udara Ancam Tumbuh Kembang Anak

Polusi juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab stunting.

Bahaya polusi udara pada tumbuh kembang anak  (ilustrasi).
Foto: dokpri
Bahaya polusi udara pada tumbuh kembang anak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti buruknya polusi udara di Jakarta. Menurut IDAI, polusi udara dapat membawa sejumlah dampak buruk terhadap proses tumbuh kembang anak-anak.

“Polusi udara yang terjadi di kota-kota besar termasuk di Jakarta memang sangat memprihatinkan. Udara yang dihirup dan memenuhi paru-paru tiap individu yang hidup seharusnya bersih, apalagi anak-anak itu harus bersih,” kata Dokter Spesialis Penyakit Tropik Anak IDAI Ari Prayitno, Rabu (26/6/2024).

Baca Juga

Ari menyayangkan kualitas udara di Jakarta yang memburuk menyebabkan munculnya banyak partikel berbahaya, sehingga meningkatkan risiko individu terkena berbagai macam penyakit. Penyakit itu, antara lain, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan adanya infeksi lain yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme asing dalam tubuh berupa virus atau bakteri saat udara berpolutan tinggi.

Menurut diam infeksi akan semakin parah apabila orang yang tinggal di daerah tersebut memiliki penyakit penyerta seperti asma. Kondisi kesehatan juga dapat makin memburuk bila pihak keluarga ada yang merokok atau rutin memasak dalam ruangan yang tidak memiliki ventilasi yang baik.

“Ini tugas kita bersama karena kalau polusi tidak diatasi maka kesehatan paru-paru kita, terutama anak-anak itu akan memburuk. Terlebih paru-paru anak-anak kita itu masih dalam tubuh dan kembang makanya polusi ini akan berdampak cukup luas pada anak anak kita,” katanya yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi Pengurus Pusat IDAI itu.

Selain itu, kata Ari, polusi udara secara tidak langsung menjadi salah satu penyebab anak terkena stunting. Kualitas udara yang buruk akibat polusi rentan membuat anak-anak jatuh sakit, sehingga hal ini berdampak pada minat untuk mengonsumsi makanan.

Akibatnya, asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh berkurang drastis dan menyebabkan anak kekurangan gizi kronis. “Apalagi kalau penyakit infeksi, kalau terjadi kronis akan sakit juga. Jadi secara tidak langsung ada hubungannya, makanya anak yang tinggal di daerah yang polusinya tinggi itu lebih mudah terjadi stunting ketimbang daerah yang udaranya bersih,” kata Ari.

Laman IQAir yang diperbarui pada Rabu (26/4/2024) pukul 15.00 WIB menyatakan bahwa tingkat polusi udara di Jakarta tercatat masuk dalam kategori sedang. IQAir mencatat indeks polusi udara Jakarta berada pada poin 69 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 19 mikrogram per meter kubik dan angka ini menunjukkan 3,8 kali lebih tinggi nilai panduan kualitas udara tahunan Badan Kesehatan Dunia (WHO).  

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement