Rabu 18 May 2016 10:04 WIB

Jejak Deddy Dores, dari God Bless Hingga Nike Ardilla

Deddy Dores
Foto: Twitter/@deddydoresID
Deddy Dores

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar duka kembali datang dari dunia musik Indonesia. Musisi, penyanyi, pencipta lagu, dan produser musik legendaris Deddy Dores mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Premier Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa (17/5) malam sekitar pukul 23.45 WIB.  

Sosok yang dikenal sebagai penyanyi juga pencetak lagu populer era 1980-1990-an ini dikabarkan tutup usia akibat penyakit jantung yang dimilikinya. Bagi banyak kalangan pencinta musik dan musisi Tanah Air, Deddy Dores adalah sosok legendaris.

Pria bertalenta kelahiran Surabaya, 28 November 1950, ini sudah dikenal namanya saat bersama band Freedom of Rhapsodia yang melejit lewat lagu "Hilangnya Seorang Gadis" pada 1972. Dua tahun kemudian ia bergabung sebagai gitaris dengan band rock yang saat itu masih baru bernama God Bless.

Namun, kariernya di God Bless tak berlangsung lama. Dua tahun kemudian Deddy sempat membentuk Superkid bersama vokalis kawakan almarhum Deddy Stanzah dan drumer Jelly Tobing. Band ini bertahan tiga tahun saja.  

Nama Deddy Dores sebagai pencipta lagu andal kian menjejaki puncak popularitasnya pada 1989. Saat itu, ia sukses memotori kelahiran bintang pop rock asal Bandung, Nike Ardilla dengan tembang gubahannya, "Bintang Kehidupan" yang sukses di pasaran. Hit Nike lain yang digawangi Deddy antara lain "Seberkas Sinar", "Cinta Pertama", dan "Hati Kecil".

Selama hidupnya, Deddy, yang dikenal piawai mengorbitkan penyanyi pop rock perempuan, juga pernah melejitkan Poppy Mercury, Nafa Urbach, dan duet kembar Doris-Dagmar. Selepas meninggalnya Nike Ardilla pada 1995, Deddy Dores sempat bergabung dengan band legendaris Koes Plus pada 1997. Bersama grup ini ia merilis album rekaman bertajuk Rindu Kamu.

Tidak hanya bermusik, Deddy juga nyaris terjun ke dunia politik. Ia pernah mencoba menjajal maju menjadi calon wakil gubernur dari jalur perseorangan di Pemilukada Jawa Barat 2013, meski belakangan ia memutuskan mundur.

Deddy yang menjabat sebagai Ketua Umum Suara Perjuangan Artis Indonesia dan aktif di dalam organisasi Kebangkitan Sunda Bersatu ini tidak menampik memiliki kepentingan khusus saat mencalonkan diri saat itu. Salah satunya, karena ingin memajukan dunia musik di Jabar.

"Jabar ini khususnya Bandung kan barometer musik Indonesia, di situ saya ingin tunjukkan bahwa banyak seni budaya kita yang memang tertinggal, tidak terurus dan dengan saya tampil di sini ingin bangkitkan seni budaya di Jabar," ujar pria yang kerap mengenakan topi dan kacamata ini, seperti dikutip Republika.co.id, Jumat, 05 Oktober 2012.

sumber : Pusat data Republika/Berbagai sumber
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement