Senin 26 Sep 2016 10:26 WIB

Kecintaan Horor Lahirkan Ide Film Pendek Makmum

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Indira Rezkisari
Adegan film Makmum.
Foto: ist
Adegan film Makmum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delapan menit merupakan waktu yang amat pendek untuk menampilkan sebuah film. Meski singkat, film pendek Makmum karya Riza Pahlevi sukses menimbulkan hawa tegang bagi para penonton acara HelloFest 2016 di JCC Senayan, Jakarta. Film bergenre horor ini juga sukses  terpilih sebagai film horor spesial terbaik dalam ajang tersebut dengan membawa medali dan uang sebesar Rp 3 juta.

Makmum bercerita tentang pelajar putri yang harus merasakan pengalaman horor saat menjalankan shalat tahajud di asramanya. Film pendek ini diawali dengan bangunnya seorang remaja putri dari tidurnya tepat pukul 02.20 waktu setempat. Tak ada tanda apapun selama remaja tersebut wudhu hingga mengenakan mukena.

Saat hendak mengucapkan niat shalat, gagang pintu di belakang remaja tersebut bergerak seakan ada seseorang yang hendak masuk. Karena terkejut, dia pun mencoba mengecek terlebih dahulu meski tak ada siapapun. Pada momen tersebut, dia mencoba berpikir kawannya yang jahil melakukannya. Oleh sebab itu, dia tetap melanjutkan shalat kembali.

Momen horor itu pun tiba saat remaja tersebut mulai melakukan shalatnya. Tanpa diduga, di setiap gerakan dan ucapan lafaz takbir maupun setelah rukuk dan sujud yang dilakukannya, ada orang lain yang seakan mengikutinya dari belakang (Makmum). Sosok itu mengenakan mukena putih dengan wajah yang putih pula. Makhluk itu tepat di belakang remaja tersebut dan mengikuti seluruh gerakan dan ucapan seperti halnya seorang makmum dalam shalat.

Proses shalat remaja tersebut berjalan tegang. Sebab, dia merasa dan mendengar jelas ucapan dan keberadaan sosok di belakangnya. Namun sayangnya, makhluk tersebut hilang setelah remaja tersebut selesai melaksanakan shalat. Bahkan, dia masih mengira teman satu asramanya yang menjahilinya dan hingga pada akhirnya dugaan remaja itu salah. Hal ini terbukti saat dia coba mengetuk pintu satu per satu asrama di sekitarnya dan menelepon salah satu di antaranya. Kebenaran didapatkan bahwa kawannya ternyata tidak berada di asrama mengingat libur panjang.

Sutradara Riza menerangkan, latar belakang kisah film ini memang diambil dari kisah nyata. “Ini pengalaman umum. Biasanya orang yang shalat tahajud selalu merasa ada yang jadi makmum di belakangnya,” ujar mahasiswa semester tujuh di Sekolah Tinggi Multimedia MMTC, Yogyakarta ini. Film ini murni hiburan dengan tetap menyelipkan pesan agar masyarakat tidak lupa untuk melaksanakan shalat malam tersebut.

Di samping itu, Riza mengaku, film yang dibuat Agustus hingga Oktober 2015 ini terinspirasi dari film Hantu Ampera (2009). Pada film tersebut terdapat adegan makmum gaib yang sampai saat ini teringat oleh Riza. Untuk itu, dia mencoba mengangkat kembali mengingat di film tersebut hanya sekilas.

Penentuan genre horor ini murni kecintaan Riza akan nuansa tersebut. Film karya Riza sebelumnya juga mengangkat genre serupa. Tak ada alasan khusus yang membuatnya tertarik ihwal horor. Bahkan, tampilan gawai Riza pun terpampang wajah makhluk menakutkan.

Riza memang telah menyukai pembuatan film sejak SMA. Satu karya horor telah dilahirkannya termasuk Makmum yang merupakan hasil kerjasamanya bersama tim. Meski menyukai horor, bukan berarti dia tak terbuka dengan genre lainnya. Hal ini terbukti dengan rencananya bersama tim membuat film bergenre romantis-komedi, Susah Bobo. “Kita mau coba yang baru saja,” tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement