REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang pertandingan sepak bola, euforia kerap membuat orang mencari-cari cara untuk meramalkan pemenangnya, termasuk dengan melibatkan binatang. Seperti yang terjadi sebelum duel Indonesia vs Uzbekistan di pertandingan semifinal Piala Asia U-23, Qatar, Senin (29/4/2024).
Ketika itu, Timnas Indonesia U-23 kalah 0-2 dari Uzbekistan. Terkait dengan itu, akun media sosial X Komunitas Kocheng X mengunggah video yang memperlihatkan seekor kucing putih dihadapkan pada dua piring berisi makanan kering yang di depannya ada lembaran bertuliskan "Indonesia" dan "Uzbekistan".
Kucing itu kemudian memilih makanan "Uzbekistan". Akun Komunitas Kocheng X, @kochengfs, pun menuliskan bahwa kekalahan skuad Garuda Muda telah diprediksi sebelumnya oleh Si Putih.
kcg! ternyata udh diprediksi sebelumnya sm si putih gaes..😆
dasar kcg putih bloon ðŸ˜ðŸ˜pic.twitter.com/ZPGD9M1DI5
— KochengFess v2 (@kochengfs) April 29, 2024
Fenomena melibatkan binatang untuk meramal pertandingan sepak bola terjadi sejak lama di mana-mana. Pada final Piala Dunia 2010, misalnya, gurita bernama Paul "disuruh" memprediksi pemenang laga antara Spanyol dan Belanda.
Ketika itu, "ramalan" Paul akurat menebak Spanyol sebagai juara Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Gurita yang tinggal di di akuarium Sea Life Centres, Oberhausen, Jerman itu "melakukan tugasnya" dengan cara memilih makanan yang tersedia di dalam kotak-kotak bertempelkan stiker bendera Spanyol dan Belanda.
Paul dan hewan-hewan lainnya yang "disuruh meramal" tentunya tak selalu tepat. Meski begitu, orang-orang sepertinya tak jera melibatkan mereka.
Mengenai kebiasaan meramal siapa yang menang dengan melibatkan binatang, guru Diniyah Ibnu Hajar Boarding School, Jakarta, ustadz Irfan Helmi mengatakan ini suatu kemunduran dalam peradaban Islam apabila seorang Muslim zaman sekarang masih percaya atau meyakini atau mendatangi peramal, apalagi peramalnya mengandalkan ramalan dari binatang.
"Ini merupakan suatu kemunduran dalam peradaban Islam apabila seorang Muslim hari gini masih percaya atau meyakini atau mendatangi peramal, apalagi mengandalkan binatang," ujar ustaz Irfan saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (1/5/2024).