Jumat 05 Apr 2024 16:08 WIB

Jelang Musim Mudik, Dokter Minta Waspadai Infeksi Saluran Kemih

Pemudik diminta sempatkan beristirahat untuk lakukan peregangan dan buang air kecil.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ani Nursalikah
Warga beraktivitas di rest area sementara Jalan Tol Cisumdawu, Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (18/4/2023).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga beraktivitas di rest area sementara Jalan Tol Cisumdawu, Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (18/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang Lebaran 2024, banyak masyarakat, khususnya yang beragama Islam merencanakan mudik ke kampung halaman. Dalam perjalanan, tak jarang pemudik hanya fokus segera tiba ke tempat tujuan, hingga mengabaikan kebutuhan dasar seperti mencukupi asupan makanan, cairan, juga kebutuhan untuk buang air kecil.

Dokter spesialis urologi dari RS Pondok Indah Bintaro Jaya Ima Nastiti Setyaningsih, menyarankan untuk tidak sering menahan buang air kecil atau malas minum air putih selama perjalanan mudik. Pasalnya, penyakit infeksi saluran kemih bisa mengintai.

Baca Juga

Ima menjelaskan infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika ada bakteri yang masuk ke dalam traktus urinarius melalui uretra dan berkembang biak di dalam kandung kemih. Meskipun sistem berkemih telah didesain untuk menghambat masuknya bakteri, kadang-kadang mekanisme pertahanan tersebut gagal.

"Hal ini dapat terjadi pada saat kondisi tubuh sedang tidak fit. Akibatnya, terjadi infeksi di dalam saluran kemih. Setelah itu, dapat muncul keluhan-keluhan berupa desakan untuk berkemih, nyeri saat berkemih, sering berkemih, urine keruh, kemerahan, atau berbau, dan nyeri panggul," kata Ima melalui pernyataan resminya.

Menurut data National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse (NKUDIC) 2018, ISK adalah infeksi kedua terbanyak yang dialami masyarakat di Indonesia, setelah infeksi saluran pernapasan. Jumlah kasus infeksi tersebut bisa mencapai 8,3 juta per tahun.

Kaum hawa perlu lebih waspada infeksi saluran kemih...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement