REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkumpul bersama keluarga di kampung halaman dan berlibur bersama keluarga adalah hal yang ditunggu-tunggu menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Sebelum mudik dan berlibur, banyak yang harus dipersiapkan, terutama tiket transportasi dan penginapan.
Sesuai petunjuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang Ramadhan tanpa Produk Genosida, umat Islam diserukan selektif dalam memilih jasa biro perjalanan daring. Berdasarkan laman Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) Movement, ada beberapa perusahaan yang masuk dalam target tekanan (pressure targets), yaitu Airbnb (perusahaan asal Amerika Serikat), Booking.com (Belanda), dan Expedia (Amerika Serikat).
Ketiganya terbukti menawarkan properti sewa di wilayah permukiman ilegal Israel yang dibangun di atas tanah Palestina yang dicuri. BDS Movement menyerukan tekanan terhadap perusahaan-perusahaan ini, termasuk boikot, ketika ada alternatif lain yang masuk akal.
Diikutip dari Arab News, pada 2020, ada 112 perusahaan yang diidentifikasi oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan bisnis dengan permukiman ilegal Israel yang dibangun di tanah Arab di Tepi Barat yang diduduki. Sebanyak 94 dari 112 bisnis dalam daftar PBB itu berbasis di Israel, namun 18 bisnis lainnya berbasis di Inggris, Belanda, Prancis, Luksemburg, dan Amerika Serikat (AS).
Ada enam perusahaan Amerika Serikat yang masuk dalam daftar PBB tersebut. Perusahaan itu melakukan bisnis perjalanan, makanan, dan telekomunikasi.
Enam perusahaan Amerika yang menjadi sasaran boikot oleh para aktivis pro Palestina termasuk Airbnb, yang mengalami masalah besar pada 2019, ketika perusahaan tersebut menghapus keterangan bahwa properti yang disewakan berada di Wilayah Pendudukan, namun kemudian meralatnya di bawah tekanan Israel.
Daftar tersebut mencakup tiga situs web perjalanan populer lainnya, yaitu Expedia, TripAdvisor, dan Booking Holdings, yang memiliki enam situs utama terkait perjalanan seperti Booking.com, KAYAK, Priceline, Agoda, Rentalcars.com, dan OpenTable. Perusahaan ini juga mencakup salah satu produsen dan distributor makanan terbesar di Amerika, General Mills, dan raksasa telekomunikasi Amerika Motorola Solutions.