Senin 18 Mar 2024 22:11 WIB

Perang Sarung Marak Saat Ramadhan, Bagaimana Mencegahnya? Ini Saran KPAI

Setiap memasuki Ramadhan, kita dihantui banyaknya kasus perang sarung.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Perang sarung (ilustrasi). KPAI mendorong partisipasi anak dalam kegiatan Ramadhan untuk mencegah perang sarung.
Foto: Foto : MgRol_92
Perang sarung (ilustrasi). KPAI mendorong partisipasi anak dalam kegiatan Ramadhan untuk mencegah perang sarung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong partisipasi anak dalam berbagai kegiatan Ramadhan. Hal ini demi mencegah terjadinya kekerasan yang melibatkan anak seperti perang sarung.

"KPAI mendorong prinsip-prinsip partisipasi anak menjadi paling utama dalam mengajak anak ikut beribadah selama Ramadhan. Seperti banyaknya lembaga pendidikan yang saat ini menggelar tarhib Ramadhan, seperti pawai bersama mengampanyekan ajakan puasa, kegiatan kelompok dalam mengenal Ramadhan, kerja sosial bersama di tempat-tempat membutuhkan, yang semuanya melibatkan, dikenalkan, diisi aktif oleh anak-anak," kata Wakil Ketua KPAI Jasra Putra saat dihubungi di Jakarta, Senin (18/3/2024). 

Baca Juga

Menurutnya, anak-anak saat Ramadhan menghabiskan waktu lebih sedikit di sekolah dan sering lepas dari pengawasan guru dan orang tua. Hal ini dapat menimbulkan perilaku-perilaku yang tidak bertanggung jawab saat mereka berkumpul bersama teman-teman sebayanya seperti melakukan tawuran.

"Setiap masuk Ramadhan kita dihantui banyaknya anak-anak yang tawuran sarung," katanya.

Pihaknya menyoroti adanya kejadian perang sarung yang menyebabkan korban jiwa di Bekasi, Jawa Barat, dan Malang, Jawa Timur, karena sarung yang digunakan telah diisi dengan besi dan parang. "Sarung yang harusnya jadi alat ibadah shalat, namun di tangan anak-anak, berubah. Dengan berbagai selepetan yang bisa membahayakan," katanya.

Karena itu, KPAI menekankan perlunya antisipasi dari pengelola mesjid dan lingkungan sekitarnya agar anak-anak tidak melakukan tawuran. "KPAI berharap ada program yang dibangun di setiap masjid, mushala, lingkungan yang mengimbau dan mengajak anak-anak mengurangi tawuran. Selain itu, penting ada informasi yang digerakkan melalui Kementerian Agama, Kemendikbudristek, agar materi ceramah dibuat semacam panduan yang wajib dibacakan. Agar menjadi gerakan bersama mengurangi tawuran," kata Jasra Putra. Pihaknya juga berharap dengan anak-anak yang terlibat aktif dalam kegiatan Ramadhan dapat mencegah terjadinya perang sarung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement