REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan aktor Hollywood Mark Ruffalo terkait dukungannya terhadap Palestina dari wawancara beberapa tahun lalu kembali viral di media sosial setelah gelaran Piala Oscar. Saat menghadiri Oscar, Ruffalo mengenakan pin merah penanda dukungan untuk Palestina.
Dalam wawancara sebelum masuk ke lokasi acara Oscar, Ruffalo juga sempat menyatakan "kemanusiaan menang" sebagai komentarnya atas aksi unjuk rasa pro Palestina di luar gedung. Sejak itu, cuplikan video lawas Ruffalo banyak dibagikan ulang, salah satunya oleh pemilik akun media sosial X (sebelumnya disebut Twitter) @abierkhatib.
"Realitas baru di mana mengkritik Israel bukan lagi hal yang tabu di di Hollywood. @MarkRuffalo adalah Avenger sejati," tulis pengguna akun tersebut pada keterangan video.
The new reality is it’s no longer a taboo to criticize Israel in Hollywood.@MarkRuffalo is a true avenger ♥️ pic.twitter.com/vE48Xr0eLn
— Abier (@abierkhatib) March 12, 2024
Pujian itu merujuk pada peran ikonik Ruffalo di film superhero sebagai Bruce Banner alias Incredible Hulk, bagian dari tim Avengers. Tayangan yang dibagikan Khatib merupakan wawancara Ruffalo di "The Mehdi Hasan Show" besutan Peacock NBC.
Dalam video, presenter Mehdi Hasan memuji Ruffalo sebagai satu dari sedikit aktor papan atas Hollywood papan yang berani bersuara soal dukungannya terhadap Palestina. Hasan bertanya kepada Ruffalo, alasan apa yang mendasarinya bertindak demikian. Ruffalo menjawab bahwa dia sangat mencintai dan menghargai keadilan.
"Di mana pun ada ketidakadilan di dunia, saya pikir sebagai seniman, kami punya tanggung jawab untuk menyuarakannya," ungkap Ruffalo.
Dalam wawancara yang semula dipublikasikan pada 8 Oktober 2020 itu, Ruffalo bercerita bahwa koneksinya dengan Palestina bermula dari interaksi dengan warga Palestina. Dia mendengarkan kisah-kisah mereka dan kemudian menyaksikan sendiri konflik yang tak setara terjadi antara Israel dan Palestina.
Bintang film Begin Again itu sangat sedih karena yang harus menderita dan menanggung akibatnya adalah warga sipil. Menurut Ruffalo, sama sekali tidak masuk akal mengapa Amerika tidak memiliki standar yang sama dalam menghadapi isu itu seperti negara lain di dunia.