Kamis 29 Feb 2024 20:22 WIB

Bayi Usia Sembilan Bulan Belum Bisa Merangkak? Spesialis Anak: Masih Normal

Ada beberapa anak yang tidak melalui fase merangkak dan hal itu masih normal.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang ibu kandung mengalami depresi sehingga tega membunuh anaknya yang baru berusia sembilan bulan. Bayi tersebut dibuang ke sungai karena sering disindir belum bisa merangkak. 

Spesialis Anak, Prof Rini Sekartini mengatakan, bayi usia sembilan bulan belum bisa merangkak sebenarnya masih normal. Ia menjelaskan, kemampuan merangkak merupakan kemampuan peralihan anak dari duduk ke berdiri dan jalan.

Baca Juga

“Secara teori ada sekitar 17 persen anak tidak melalui fase merangkak, dan ini merupakan hal normal,” ungkap Dr Rini saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (29/2/2024). 

Kemampuan duduk merupakan parameter anak dapat berjalan dengan baik. Tetapi pada beberapa kasus anak tidak memiliki kesempatan untuk mendapat stimulasi merangkak.

Untuk belajar merangkak, bayi harus ditaruh di matras atau di lantai, agar anak dapat belajar mengangkat kakinya dan bergerak pindah ke arah depan, sekaligus memindahkan tangannya. “Dan ini perlu diberikan contoh dan stimulasi yang terus menerus supaya anak mau bergerak,” ucap Dr Rini. 

Pada kasus pembunuhan yang melibatkan ibu 21 tahun itu, ia mendapat bullying dari para tetangga karena anak belum bisa merangkak di usia sembilan bulan. Mungkin karena rasa panik atau kurangnya edukasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak, ia merasa malu.

Dr Rini yang juga merupakan Konsultan Tumbuh Kembang di RSIA Bunda Jakarta, mengatakan sering mendapat pertanyaan menyoal kapan idealnya anak mulai merangkak. Rata-rata, bayi mulai belajar merangkak memang sekitar usia delapan sampai sembilan bulan.

“Ada yang dimulai dengan merayap, baru akan angkat lengannya, dan bergerak ke depan untuk berpindah. Kadang dijumpai merangkak ke belakang, dan itu tidak masalah,” ucap Dr Rini.

Para ibu tidak perlu khawatir ataupun terlalu memikirkan cemooh orang lain, karena deteksi dini bisa dipantau melalui buku KIA. Dr Rini juga menyarankan bayi usia sembilan bulan harus dilakukan screening perkembangan menyeluruh.

“Screening bisa dilakukan di puskesmas, rumah sakit, dan dokter anak, untuk melihat perkembangan secara keseluruhan, bukan hanya merangkak saja,” papar Dr Rini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement