REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kerajaan Inggris mengatakan Pangeran Williams akan menggelar serangkaian tugas kerajaan "untuk mengakui penderitaan manusia" yang terjadi akibat perang Israel di Gaza dan di Timur Tengah secara keseluruhan. Kensington Palace menambahkan Williams juga akan berusaha menarik perhatian naiknya anti-Semit di seluruh dunia.
Putra mahkota kerajaan Inggris itu akan bertemu dengan pekerja kemanusiaan di kawasan serta berkunjung ke sinagog untuk mendengar anak-anak muda yang terlibat dalam upaya mengatasi anti-Semit.
"Pangeran dan putri sangat prihatin pada peristiwa yang terjadi pada akhir 2023 dan terus mengingat para korban, keluarga dan teman-teman korban di hati dan pikiran mereka," kata Kerajaan Inggris dalam pernyataannya seperti dikutip dari Aljazirah, Selasa (20/2/2024).
Sebelumnya Dana Anak-anak PBB (UNICEF), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Program Pangan Dunia (WFP) mempublikasikan laporan terbaru mengenai malnutrisi di Gaza.
"Sudah berminggu-minggu kami memperingatkan Jalur Gaza di ambang krisis nutrisi," kata Deputi Direktur Eksekutif bidang Aksi Kemanusiaan UNICEF Ted Chaiban.
"Jalur Gaza berisiko dilanda ledakan kematian anak yang sebenarnya dapat dicegah yang akan menambah tingkat kematian anak di Gaza yang sudah tak tertanggungkan," tambah Chaiban.
Menurut laporan itu situasi di utara Gaza sangat ekstrem. Selama berminggu-minggu daerah itu kehilangan akses semua bantuan kemanusiaan. Sekitar 15,6 persen atau satu dari enam anak di bawah dua tahun mengalami "malnutrisi akut."
Di Rafah sekitar lima persen anak di bawah dua tahun mengalami malnutrisi akut. "Kelaparan dan penyakit merupakan kombinasi mematikan," kata kepala Program Kesehatan Darurat WHO Dr Mike Ryan.
"Kelaparan, melemah dan trauma mendalam membuat anak-anak semakin cepat sakit, ini berbahaya dan tragis dan terjadi di hadapan mata kami," tambah Ryan.