REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iis Rahmayanti (50 tahun) warga Kota Bogor, Jawa Barat, cukup terkejut dengan kenaikan harga beras di warung, tempat biasa dia berbelanja. Saat ini harga beras 1 liter disebut mencapai Rp 15 ribu dari yang tadinya berkisar Rp 10 ribu.
"Tadi saya lihat di warung naik tapi nggak langka sih," kata Iis, Kamis (15/2/2024).
Iis mengaku tidak tahu perihal pemicu kenaikan tersebut. Dia juga tidak ingat menjelang Hari Raya Idul Fitri pada tahun lalu apakah ada kenaikan atau tidak.
Setahu Iis, kenaikan harga ini jarang terjadi. Namun jika dikaitkan dengan momen Pemilu 2024, Iis mengaku sempat mendapatkan bantuan sosial (bansos) berupa sembako beberapa waktu lalu.
Iis bersyukur mendapatkan sembako, tapi tidak terlalu memikirkan partai mana yang memberikannya sebelum masa pencoblosan Rabu (14/2/2034) lalu. Iis mengaku senang saja mendapatkan sembako, terlepas apa pun pilihan calon presidennya (Capresnya).
"Yang ngasih saya tahu partainya, itu kan tetangga juga calegnya, sembakonya saya terima ada beras tapi kalau pilih presiden terserah saya," ujarnya.
Sementara itu, Yati Hadiati (60 tahun), warga Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengonfirmasi di wiliyahnya juga ada kenaikan harga beras. Meski kenaikannya tidak terlalu signifikan.
"Banyak di pasar banyak, enggak langka, tapi kebetulan saya juga dari tukang penggiling jadi harga bisa sedikit lebih murah dari pasar," kata dia.
Di daerahnya, harga 1 liter beras tadinya seharga Rp 13 ribuan dan sekarang naik menjadi Rp 16 ribu. Yati memiliki warung sembako sehingga dirinya biasa mengambil barang jualan dari pasar ataupun langsung dari pemilik sawah dan penggiling padi.