Senin 12 Feb 2024 14:21 WIB

Dua Hari Jelang Pemilu, Sirekap Masih Bermasalah, KPPS Mengaku Susah Login

Server Sirekap dinila masih belum kuat, sehingga petugas kerap kesulitan untuk login.

Rep: Bayu Adji/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas KPPS mengambil gambar hasil penghitungan suara saat simulasi di Indramayu, Jawa Barat, Rabu (7/2/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Petugas KPPS mengambil gambar hasil penghitungan suara saat simulasi di Indramayu, Jawa Barat, Rabu (7/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggunakan alat bantu Sistem Informasi Rekapitulasi Pemilu (Sirekap) untuk penghitungan suara pemilihan umum (pemilu) 2024. Dalam penggunaannya, para petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) diwajibkan mengunggah formulir C1 hasil dan rincian perolehan suara di tempat pemungutan suara (TPS).

Kendati bimbingan teknis (bimtek) telah dilakukan, masih ada petugas KPPS yang terkendala dalam menggunakan Sirekap. Salah satu kendala yang umum dihadapi adalah sulitnya untuk masuk atau login ke Sirekap. Selain itu, hasil pembacaan dari Sirekap juga sering tidak sesuai dengan hasil di formulir C1.

Baca Juga

Salah satu anggota KPPS di wilayah Kelurahan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Bagas (32 tahun), mengaku masih sering terkendala dalam penggunaan Sirekap. Menurut dia, server Sirekap masih belum kuat, sehingga petugas kerap kesulitan untuk login.

"Untuk Sirekap itu banyak banget yang terkendala. Misalnya login susah," kata dia kepada Republika, Senin (12/2/2024).

Selain itu, untuk mengunggah foto formulir C1 kadang masih sulit. Padahal, petugas telah mencobanya hingga tiga kali, hasilnya tidak juga keluar.

Bagas menambahkan, pembacaan hasil formulir C1 juga kerap tidak sesuai. Ia mencontohkan, angka 69 kerap terbaca menjadi menjadi 64 "Kalau membaca salah, jadinya tidak sesuai kan," ujar dia.

 Salah seorang petugas KPPS lainnya, Angga (30) juga mengaku masih banyak yang kesulitan dalam menggunakan aplikasi Sirekap. Salah satu kendala yang banyak ditemukan adalah petugas sulit untuk login. 

 "Saya sudah coba simulasi. Hasilnya bisa. Namun ada beberapa yang terkendala, anggota operator beberapa tidak bisa login," kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement