Jumat 15 Dec 2023 16:57 WIB

Ini Sosok Pria yang Menyerang Rumah Dinas Kapolri dan Mengintai Kediaman Prabowo

Berdasarkan keterangan dari keluarga JPP pernah menjalani pengobatan di RSJ.

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi.
Foto: Dok Humas PMJ
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pelaku penyerangan penjaga rumah dinas Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo berinisial JPP ternyata sempat melakukan pengintaian di kediaman Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. Ini karena memang, jarak antara rumah Prabowo dengan rumah dinas Kapolri cukup dekat.

 

Baca Juga

“Sempat ke arah rumah Pak Prabowo," ucap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (15/12/2023).

Menurut Hengki, JPP sempat singgah di depan rumah Prabowo. Karena gerak-geriknya mencurigakan akhirnya diusir dan yang bersangkutan menuju ke rumah dinas Kapolri.

Lalu melakukan penyerangan terhadap penjaga rumah dinas Kapolri tersebut. Namun, apa motif pelaku ke depan rumah Prabowo lalu ke rumdin Kapolri belum diketahui. "Motifnya masih kita dalami, tidak bisa kita jawab sekarang," terang Hengki.

Selanjutnya, kata Hengki, penyidik telah menyerahkan JJP kepada rumah sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk diobservasi kejiwaan sekitar 14 hari ke depan.

Berdasarkan dari pemeriksaan sementara, dia memastikan JJP bukan kelompok teroris. Ditambah, yang bersangkutan tidak membawa senjata jenis apapun saat melakukan penyerangan.

"Jadi ada indikasi gangguan psikologis ya. Dan sedang didalami observasi di RS Kramatjati," kata Hengki.

Selain itu JPP juga diketahui pernah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan bergelar Magister. Namun Hengki tidak membeberkan instansi tempat JPP pernah bekerja. Dia hanya mengatakan bahwa JPP itu telah berhenti dari pekerjannya.

Dirawat di RSJ

Sebelum ini JPP pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Naitama, Kupang diduga akibat gangguan psikologis. “Latar belakang yang bersangkutan ini dulu adalah mantan PNS. Pernah sekolah di STPDN (Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri/sekarang IPDN), S2 di universitas ternama di Yogyakarta,” jelas Hengki. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement