Ahad 03 Dec 2023 04:37 WIB

Cerita di Balik Wisata Halal Thailand Selatan

Wilayah Thailand Selatan memang identik dengan warga Muslim.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Beberapa tempat wisata di Thailand Selatan. Pemerintah Thailand mengembangkan pariwisata di Thailand Selatan yang merupakan distrik dengan konsentrasi Muslim tertinggi di Negeri Gajah Putih.
Foto: Republika/Santi Sopia
Beberapa tempat wisata di Thailand Selatan. Pemerintah Thailand mengembangkan pariwisata di Thailand Selatan yang merupakan distrik dengan konsentrasi Muslim tertinggi di Negeri Gajah Putih.

REPUBLIKA.CO.ID, THAILAND SELATAN — Kedai-kedai makanan yang dimiliki penduduk Muslim tampak ramai dikunjungi sejak pagi hari. Salah satunya kedai bernama K.Joh Krua Muslim, yang menyediakan beragam pilihan sarapan khas Melayu.

Sebut saja nasi kerabu yang memiliki warna khas kebiruan dengan aneka campuran sayuran dan rempah-rempah. Kemudian nasi goreng, nasi lemak dan lauk, hingga berbagai kudapan yang umumnya bisa ditemukan di kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga

Kedai ini dilayani oleh hampir semua perempuan berjilbab. Kehidupan kaum Muslimin terasa amat kental saat lalu lalang warga dengan pakaian berjilbab juga menjadi hal lumrah. 

Wilayah Thailand Selatan memang identik dengan warga Muslim yang sebenarnya minoritas di Thailand. Akan tetapi komunitas Muslim juga merupakan kedua terbesar setelah agama Budha di sana.

Adanya etnis maupun agama yang multikultur tampak semakin dirangkul pemerintah. Hal ini seiring pariwisata di daerah tersebut yang semakin dikembangkan.

Dimulai dari wilayah Yala, Pattani, Narathiwat hingga Songkhla, bisa ditemukan sejumlah tempat wisata bernuansa Islami. Hal in terutama di wilayah Pattani yang juga dijuluki warga sebagai Serambi Makkah.

Saat ini Thailand diketahui berpenduduk sekitar 77 juta orang dengan perkiraan lima persennya merupakan warga Muslim. Ada sekitar 3,8 penduduk Muslim, di mana dua sampai 2,5 persennya berada di Thailand Selatan. Para Muslim sebenarnya tersebar di berbagai provinsi di Thailand, namun konsentrasi muslim tertinggi berada di Pattani, Yala dan Songkhla.

Sementara itu, jumlah wisatawan Indonesia sampai 31 Oktober 2023, terhitung mencapai tiga juta orang dengan sekitar 20 persennya bisa berasal dari Indonesia. Umumnya mereka merupakan wisatawan yang datang dari perbatasan Malaysia yang melanjutkan pelesiran ke selatan Thailand. 

Dulu, wilayah selatan di Thailand ini dikenal dengan daerah konflik. Namun sekarang, seperti yang ditegaskan oleh Capt.Jakapong Apimahathan, Director of development promotion and support Setiausaha Agong (SBPAC, dengan jumlah wisatawan yang terus meningkat, pemerintah berkomitmen mengembangkan industri wisata.

“Bisa dibuktikan tidak terjadi apa-apa, situasi di sini sudah semakin baik dan hal ini bisa disampikan ke negara Anda,” kata dia dalam acara lawatan bersama media Malaysia dan Indonesia pada akhir November 2023.

Pihaknya memastikan keamanan dan fasilitas sudah semakin baik bagi pelancong. Tentu normal, ketika berwisata ke mana saja harus memiliki langkah berjaga-jaga, namun dipastikan melancong ke wilayan ini aman dari ancaman apa pun. 

Thailand dan dua negara tetangga, seperti Malaysia dan Indonesia menyepakati kemudahan wisata ke Thailand Selatan dan pengembangan wisata halal. Di wilayah ini juga cukup mudah ditemukan produk-produk berlabel halal dari majelis keagamaan setempat maupun masjid-masjid tua yang juga masih terjaga keberadaannya.

Pihak keamanan negara menjamin keamanan dan keselamatan bagi wisatawan dari segala apek. Left.Jen.Santhi Sakuntanark Komander Tentera Bahagian ke-4, mengatakan beberapa aturan yang berlaku terbukti telah menjaikan wilayah Thailand Selatan semakin aman, kondusif dan tentunya naman bagi pelancong.

Setiap wilayah mencoba memajukan negara kawasan khususnya membangun ekonomi memajukan kawasan ini bidang pelancongan dan ekonomi. Konflik yang terjadi 20 tahun lalu sudah tidak ditemukan. "Keadaan terus membaik dan diharapkan dengan situasi baik ini akan memajukan kawasan, saya memberi jaminan semua pelancong yang ingin ke sini saya yakin menjamin keselamatan kepada semuanya," kata dia.

Santhi menyebut bahwa sudah menjadi tanggung jawab pihaknya untuk memberi jaminan keamanan dan keselamatan kepada semua pelancong. Kejadian serangan ganas seperti pengeboman kelab-kelab malam, tembak menembak menyasarkan ketenteraan dan kepolisian Thailand juga penyeludupan narkoba dan gerakan kongsi gelap menurun drastis.

Untuk memasuki wilayah Thailand Selatan, pelancong bisa memulai dari perbatasan Malaysia seperti Sadao dan Bukit Kayu Hitam atau melalui bandara Hat Yai, Thailand. Jika dari perbatasan Malaysia, wisatawan pertama kali akan memasuki wilayah Betong di Yala, yang identik dengan wisata alam, seperti Hot Spring, lalu menyelami wisata sejarah di Piyamitt Tunnel (Gua PKM) hingga berfoto cantik di Winter Garden Flower yang memiliki ribuan spesies bunga.

Di Yala, yang dikenal sebagai kota raya terbersih, wisatawan juga bisa menikmati keindahan alam beserta kabut di atas skywalk aiyerweng. Bertolak ke Pattani, bisa mencicipi aneka hidangan laut (seafood) dan melrasakan sensasi garam yang disebut manis, namun sebenarnya hanya karena punya rasa asin yang tidak terlalu tajam. 

Pengunjung bisa memilih restoran dan kafe halal Hantana di Betong, lalu Laila di Yala, dan Bakkahland Farm and Resort di Pattani. Berikutnya di Songkla, pelancong tidak hanya bisa berwisata religi dengan mengunjungi Museum Quran, masjid-masjid bersejarah, namun juga singgah ke Pantai Sameela. Tidak lupa menjajal Floating Market yang bisa menjadi destinasi mencari oleh-oleh dan pulang ke Indonesia melalui bandara Hat Yai ataupn menuju Bangkok di pusat Thailand.

Lawatan media ke Thailand Selatan juga disambut semua pejabat, baik di wilayah Yala, Pattani ingga pemerintah di Narathiwat dan Songkhla menegaskan jaminan kenyamanan bagi wisatawan. Jika bicara wisata Thailand secara umum masih didominasi tujuan utama ke Bangkok, Pattaya dan Phuket.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement