REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan siap menjadi mitra utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam program pencegahan dan percepatan penurunan stunting. Ada beberapa program yang dilakukan IDI bersama pemerintah juga melibatkan komponen masyarakat dengan model berdasarkan kearifan lokal.
"IDI dan BKKBN senantiasa berkolaborasi dalam program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan percepatan penurunan stunting. IDI terus andil peran dengan melibatkan pemerintah daerah," ujar Ketua Umum Pengurus Besar IDI Mohammad Adib Khumaidi dalam keterangan pers, Jumat (24/11/2023).
Menurut Adib, beberapa program yang dilakukan IDI bersama pemerintah juga melibatkan komponen masyarakat dengan model berdasarkan kearifan lokal. Dia mencontohkan Gerakan Orang Tua Asuh Dokter yang mendukung pengentasan stunting.
Adib mengatakan, dampak dari stunting akan berpengaruh pada generasi emas 2045 sehingga perlu dilakukan beragam upaya dalam pengentasannya.
"Adapun tiga ciri anak stunting, yaitu bertubuh pendek, tidak cerdas, dan mudah sakit. Tanpa ada suatu effort khusus, stunting akan sulit diatasi," jelas dia.
Adib juga menyebutkan program unggulan lainnya dalam penurunan stunting yang dilakukan IDI bersama Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI). Beberapa di antaranya menyosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi ibu dan keluarga, sosialisasi pencegahan penyakit menular maupun tidak menular.
Berikutnya adalah ketahan keluarga yang mana program kerjanya tentang pentingnya reproduksi remaja yang bertujuan menghindari pernikahan dini, berkurangnya stunting dan mengajari para remaja untuk memahami sadar finansial.
"Selain asupan gizi dengan pemberian telur dan susu, harus ada upaya yang dilakukan sejak pranikah, semisal pendidikan kesehatan di bangku sekolah menengah atas harus mulai ditanamkan," ujar dia.
Kerja sama yang telah dilakukan....