Sabtu 18 Nov 2023 17:13 WIB

Elon Musk Ancam Suspen Akun X yang Menulis 'From the River to the Sea'

Frasa from the river to the sea dan decolonisation dianggap menyiratkan genosida.

Platform X/Twitter. Elon Musk akan menangguhkan akun yang menulis from the river to the sea dan decolonisation.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO X, sebelumnya Twitter, Elon Musk, mengancam akan menangguhkan pengguna dari platform media sosialnya karena menggunakan frasa pro Palestina 'from the river to the sea' dan kata 'decolonisation'. Musk mengatakan bahwa dua frasa dan eufemisme serupa ini menyiratkan genosida.

Hal itu disampaikan Musk dalam cuitannya di platform X. Ia mengancam akan menangguhkan akun yang terus menulis dua frasa tersebut.

Baca Juga

Sebagai tanggapan, beberapa pengguna media sosial mengkritik fokus Musk pada seruan kebebasan Palestina. Jurnalis Dan Cohen menyatakan bahwa piagam Partai Likud tahun 1977 secara eksplisit menyatakan bahwa “antara Laut dan Sungai Yordan hanya akan ada kedaulatan Israel”.

"Namun ketika warga Palestina menyerukan kebebasan mereka dengan menggunakan rumusan yang sama, Anda mengecamnya sebagai genosida dan sensor. Cara untuk tunduk pada lobi Israel," tulisnya menanggapi Musk.

"Dengan risiko menyatakan hal yang sudah jelas, siapa pun yang menganjurkan genosida kelompok mana pun akan diskors dari platform ini,” CEO X kemudian memposting.

Kritik terhadap frasa 'dari sungai ke laut' menyatakan bahwa frasa tersebut menyiratkan penghapusan kaum Yahudi dan penghancuran negara Israel. Sementara yang lain berpendapat bahwa frasa tersebut menyerukan pembebasan dari penindasan dan pendudukan Israel bagi seluruh Muslim, Kristen, dan Yahudi dalam Sejarah Palestina.

Kisah X ini dimulai pada 17 November ketika Musk dituduh antisemit setelah dia menyebut teori konspirasi antisemit sebagai kebenaran sebenarnya.

“Komunitas Yahudi telah mendorong kebencian dialektis terhadap orang kulit putih yang mereka klaim agar orang-orang berhenti menggunakannya […] kelompok minoritas yang mendukung banjir di negara mereka sebenarnya tidak terlalu menyukai mereka,” kata seorang pengguna X.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement