Senin 06 Nov 2023 14:59 WIB

Orang Tua Prank Anak Jadi Tren di Medsos, Ahli Ungkap Risikonya

Prank bisa menyebabkan tekanan emosional yang signifikan pada anak-anak.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Memecahkan telur
Foto:

"Prank bisa menyebabkan tekanan emosional yang signifikan pada anak-anak," ungkap seorang dokter anak yang akrab disapa sebagai Dr Niky, seperti dilansir Yahoo Life pada Senin (6/11/2023).

Tiap jenis prank bisa memberikan efek yang berbeda pada anak-anak. Namun secara umum, prank bisa memunculkan perasaan takut dan cemas yang hebat pada anak, khususnya pada anak yang masih sangat kecil dan tidak memahami bahwa prank yang dilakukan oleh orang tua mereka hanyalah sebuah candaan.

"Sebagian prank juga bisa menyebabkan bahaya fisik secara tidak disengaja," ujar Dr Niky.

Oleh karena itu, Dr Niky mengimbau orang tua untuk bersikap lebih bijak sebelum memutuskan untuk mengikuti tren prank viral di media sosial. Sebelum melakukan prank, orang tua harus memastikan bahwa usia dan sikap anak mereka sudah cukup matang.

Selain itu, orang tua juga harus memastikan bahwa prank yang akan mereka lakukan tidak akan membahayakan fisik anak. Penting juga untuk menjamin bahwa prank tersebut tidak akan memberikan dampak emosional atau psikologis yang buruk pada anak.

Dengan kata lain, orang tua boleh melakukan prank kepada anak selama prank tersebut tidak membahayakan anak dan terjamin keamanannya. Namun akan lebih baik bila beragam tren yang muncul di media sosial dapat disikapi dengan bijak dan dimanfaatkan selayaknya untuk mempererat hubungan dengan anak.

 

Bila tidak bijak dalam bertindak, bukan tidak mungkin tindakan "menghibur" yang dilakukan oleh orang tua bisa mencederai anak. Jangan sampai, ketidakpekaan membuat orang tua menjadi perundung pertama bagi anak mereka sendiri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement