Selasa 31 Oct 2023 17:26 WIB

Gus Yahya Ingatkan Yenny Wahid yang Dukung Ganjar-Mahfud: Tidah Boleh Bawa-Bawa NU

Gus Yahya tegaskan NU tidak berpolitik praktis pada Pemilu 2024.

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf memberikan keterangan terkait situasi konflik Palestina dan Israel di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (31/10/2023). Dalam keteranganya PBNU menyerukan dihentikannya kekerasan dan penghancuran-penghancuran di sekitar wilayah Gaza dan Tepi Barat Sungai Jordan. Selain itu menyerukan dihentikannya tindakan-tindakan yang memperalat agama untuk membenarkan penindasan dan penghancuran terhadap kelompok yang berbeda.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf memberikan keterangan terkait situasi konflik Palestina dan Israel di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (31/10/2023). Dalam keteranganya PBNU menyerukan dihentikannya kekerasan dan penghancuran-penghancuran di sekitar wilayah Gaza dan Tepi Barat Sungai Jordan. Selain itu menyerukan dihentikannya tindakan-tindakan yang memperalat agama untuk membenarkan penindasan dan penghancuran terhadap kelompok yang berbeda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya merespons dukungan Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid ke pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024. Pasalnya, Yenny sekarang ini juga menjabat sebagai Ketua Badan Inovasi PBNU.  

Gus Yahya mengingatkan kepada Yenny atau pengurus NU lainnya untuk tidak membawa nama NU dalam mendukung pasangan Capres-Cawapres di Pilres 2024.  

Baca Juga

"Prinsipnya apapaun tindakan dukung- mendukung dalam kompetesi Pilpres maupun Pemilu yang akan datang ini tidak boleh membawa-bawa NU, apalagi pengurusnya, tidak boleh bicara misalnya 'bahwa atas nama NU saya mendukung', Nah itu tidak boleh," ujar Gus Yahya saat ditanya Republika.co.id dalam konferensi pers di Plaza PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (31/10/2023). 

Menurut dia, seluruh pengurus NU tidak boleh mengatasnamakan NU dalam mendukung calon tertentu dalam Pilpres 2024. Namun, menurut dia, pihaknya juga tidak bisa menghalangi hak pribadi seseorang untuk berpartisipasi dalam Pilpres 2024. 

"Mendukung calon ini calon itu tidak boleh. Tapi jelas kita tidak bisa menghalangi hak pribadi-pribadi untuk berpartisipasi, silahkan kalau itu hak, karena itu hak pribadi, tidak boleh dihalang-halani, tetapi tidak boleh mengatasnamakan NU. Saya kira itu," ucap Gus Yahya. 

Lebih lanjut, Gus Yahya juga menyampaikan, jika Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu mendapatkan posisi resmi di dalam tim pemenangan Ganjar-Mahfud, maka harus cuti sebagai Ketua PBNU atau bahkan harus mundur. 

Baca juga: Daftar Produk-Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot, Cek Listnya Berikut Ini

"Kalau dia posisinya resmi ya, dia harus cuti atau bahkan harus mundur. Kalau posisinya resmi, tergantung nanti ada kategori-kategori dalam aturan yang kami miliki ya. 

"Kalau memang posisinya resmi misalnya jadi tim sukses misalnya, itu ada aturan-aturan. Tapi kalau cuma pribadi gak jadi apa-apa sebagai rakyat, ya kita gak bisa halangi toh," kata Gus Yahya. 

Seperti diketahui, Yenny Wahid sudah masuk ke dalam struktur Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud. Yenny disebut akan menjadi Dewan Penasihat bersama Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Namun, Gus Yahya masih akan mengonfirmasi lagi ke Yenny terkait statusnya di TPN. 

"Kita tanyakan nanti. Saya belum dapat informasinya itu. Kan kalau itu resmi dan memang masuk dalam kategori yang ada dalam aturan yang kita punya, ya kita lakukan penerapan aturan itu sebagai mestinya," jelas Gus Yahya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement