Selasa 31 Oct 2023 15:28 WIB

Puasa Intermitten Bantu Penderita Diabetes Tipe 2 Kontrol Gula Darah

Makan dengan batasan waktu efektif terhadap diet tradisional.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
Intermittent Fasting (ilustrasi)
Foto: Flickr
Intermittent Fasting (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Intermittent fasting (IF) atau puasa intermitten ditemukan dapat menjadi cara yang aman untuk membantu penderita diabetes tipe 2 menurunkan berat badan berlebih dan mengatur kadar gula darah mereka. Sebuah studi baru dari University of Illinois Chicago menemukan bahwa penderita diabetes tipe 2 yang membatasi waktu makannya selama delapan jam setiap hari mengalami penurunan berat badan lebih banyak dalam jangka waktu enam bulan.

Hal itu jika dibandingkan mereka yang mengurangi asupan kalori sebesar 25 persen. Selain itu, kedua kelompok mengalami penurunan kadar gula darah jangka panjang yang sebanding, menurut temuan yang dipublikasikan di JAMA Network Open.

Baca Juga

“Studi kami menunjukkan bahwa makan dengan batasan waktu mungkin merupakan alternatif efektif terhadap diet tradisional bagi orang-orang yang tidak dapat melakukan diet tradisional atau kelelahan,” kata penulis senior Krista Varady, seorang profesor kinesiologi dan nutrisi, melalui rilis media, dikutip dari Studyfinds, Selasa (31/102023).

Menurut dia, bagi banyak orang yang mencoba menurunkan berat badan, menghitung waktu jauh lebih mudah daripada menghitung kalori. 

Penelitian ini melibatkan 75 peserta, membagi mereka menjadi tiga kelompok. Kelompok itu antara lain, mereka yang mematuhi pedoman makan dengan batasan waktu, mereka yang mengurangi asupan kalori, dan kelompok kontrol. Selama enam bulan, pengukuran dilakukan terhadap berat badan peserta, lingkar pinggang, kadar gula darah, dan indikator kesehatan lainnya.

Peserta dalam kelompok makan dengan waktu yang dibatasi, melaporkan bahwa pola makan tersebut lebih mudah dipatuhi dibandingkan mereka yang berada dalam kelompok pengurangan kalori. Para peneliti mengaitkan hal ini dengan fakta bahwa penderita diabetes sering kali disarankan oleh dokternya untuk mengurangi asupan kalori sebagai strategi awal. 

Akibatnya, banyak peserta yang cenderung kesulitan. Meskipun kelompok makan dengan batasan waktu tidak secara eksplisit diinstruksikan untuk mengurangi asupan kalori, mereka secara alami melakukannya dengan makan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Diabetes tipe 2 dapat terjadi pada....

 

 

Diabetes tipe 2 dapat terjadi pada siapa saja, namun lebih sering menyerang individu berusia di atas 25 tahun, khususnya mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi tersebut. Dengan antisipasi peningkatan jumlah kasus, tim peneliti menekankan pentingnya mengidentifikasi opsi tambahan untuk mengelola berat badan dan kadar gula darah.

Mengapa Diabetes Tipe 2 sangat berbahaya bagi kesehatan?

Diabetes tipe 2 adalah suatu kondisi kronis yang memengaruhi cara tubuh Anda mengubah makanan menjadi energi. Ketika menderita diabetes tipe 2, sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin, hormon yang membantu mengatur kadar gula darah. Akibatnya, glukosa (gula) menumpuk di darah.

Seiring waktu, gula darah tinggi dapat merusak saraf, pembuluh darah, dan organ. Hal ini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi kesehatan yang serius, termasuk penyakit jantung dan stroke, penyakit ginjal, masalah mata, dan neuropati.

Selain komplikasi kesehatan yang serius tersebut, diabetes tipe 2 juga dapat mempersulit pengendalian kondisi kronis lainnya, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement