Rabu 18 Oct 2023 15:00 WIB

WHO Butuh Akses untuk Kirim Bantuan Ke Gaza

Pasokan bantuan kemanusiaan telah siap tapi belum bisa dikirim

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mereka membutuhkan akses  ke Gaza untuk mengirimkan bantuan dan pasokan medis.
Foto: EPA-EFE/MAXAR TECHNOLOGIES
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mereka membutuhkan akses ke Gaza untuk mengirimkan bantuan dan pasokan medis.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mereka membutuhkan akses  ke Gaza untuk mengirimkan bantuan dan pasokan medis. Badan PBB tersebut memperingatkan akan adanya krisis kemanusiaan jangka panjang di daerah kantung Palestina tersebut.

Direktur darurat regional kantor regional Mediterania Timur WHO Dr Richard Brennan mengatakan lembaganya bertemu dengan "para pengambil keputusan" untuk membuka akses ke Gaza sesegera mungkin.

Baca Juga

"Kami memiliki bantuan di selatan Rafah dan sedang menunggu izin untuk masuk ke Gaza," katanya, Selasa (17/10/2023).

Ia mengacu pada penyeberangan Rafah ke arah Mesir, yang merupakan jalur vital sebelum pertempuran dan sekarang menjadi rute utama untuk pasokan yang sangat dibutuhkan ke Gaza.

Pernyataan  muncul ketika Israel mempersiapkan serangan darat yang bertujuan untuk menghabisi militan Hamas di Gaza yang telah menewaskan 1.300 orang dalam sebuah serangan ke kota-kota di Israel selatan pada 7 Oktober lalu.

WHO mengatakan bahwa pasokannya telah siap untuk dikirim selama tiga hari, namun tim tidak dapat mengirimkannya.

"Bahkan jika Anda berpikir kegilaan dan kengerian ini berhenti dan kita berpikir tentang pemulihan, ini akan menjadi latihan kemanusiaan jangka panjang," kata Dr Richard Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Tepi Barat dan Gaza.

Berbicara dari Kairo, ia mengatakan 2.800 orang telah meninggal dan 11.000 lainnya terluka di Gaza sejak serangan udara Israel dimulai. Sekitar setengah dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Perintah evakuasi tak dibarengi akomodasi yang layak....

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement