Jumat 06 Oct 2023 08:38 WIB

Kondisi Danau Cinere Menyedihkan, Kering karena Kemarau Panjang

Danau Cinere kini mengering, ikan-ikan mati, dan area sekitar ditumbuhi rumput.

Rep: Gumanti Awaliyah/Fergi Nadira/ Red: Nora Azizah
Kondisi Danau Cinere di Pangkalan Jati, Cinere, Kota Depok, Jawa Barat, yang mengering karena kemarau panjang.
Foto: Tangkapan layar TikTok Republika
Kondisi Danau Cinere di Pangkalan Jati, Cinere, Kota Depok, Jawa Barat, yang mengering karena kemarau panjang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemarau yang berkepanjangan telah berdampak pada mengeringnya sungai maupun danau di berbagai daerah Indonesia. Salah satu danau yang dilaporkan mengering yaitu Danau di Pangkalan Jati, Cinere, Kota Depok.

Danau Cinere biasanya memiliki kedalaman 2 meter, namun saat ini kondisinya memprihatinkan. Tidak ada air yang menggenang, ikan-ikan mati, bahkan di beberapa area danau tersebut sudah ditumbuhi rumput. 

Baca Juga

Meskipun kondisi Danau Cinere sudah mengering, banyak warga yang masih mendatangi area tersebut untuk sekadar bersantai. Namun banyak di antara mereka yang merasa kaget dengan kondisi danau yang mengering.

“Saya sering nongkrong di sini dari dulu, melihat danau ini kaget sampai nanya kan kenapa bisa kering. Katanya sih emang karena lagi kemarau aja,” kata Andi salah seorang warga, dikutip Jumat (6/10/2023).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memang telah memprakirakan musim kemarau 2023 lebih kering apabila dibandingkan dengan tiga tahun terakhir. Terlebih, ada potensi El Nino atau fenomena pemanasan suhu muka laut hingga 60 persen.

El Nino merupakan dinamika atmosfer dan laut yang memengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. Ketika El Nino berlangsung, musim kemarau menjadi sangat kering serta permulaan musim hujan yang terlambat. 

BMKG juga memprakirakan musim kemarau akan berakhir di sebagian besar wilayah Indonesia mulai akhir Oktober ini, dan awal musim hujan secara bertahap dimulai awal November 2023. Adapun puncak musim hujan diprakirakan terjadi pada Januari – Februari 2024.

“Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada September, namun tadi kami juga menganalisis dari data satelit yang terkini, terlihat Oktober ini nampaknya intensitas El Nino belum turun. Fenomena El Nino ini diprediksi masih akan terus bertahan hingga tahun depan,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement