REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berawal dari melahirkan perusahaan berbasis teknologi, WaGoMu, melahirkan kelas belajar bahasa Jepang. Menurut Founder WaGoMu, Edis Jun, bagi dirinya, bahasa Jepang bisa mengubah seluruh hidupnya.
“Mukjizat membawa saya pada kesempatan untuk mempelajari bahasa Jepang secara gratis di tengah latar belakang saya yang lahir dari keluarga buta huruf,” ujar Edis seraya mengenang perjalanan hidupnya dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Selasa (3/10/2023).
Edis bercerita, dirinya mendapatkan ilmu bahasa Jepang secara gratis di sebuah lembaga pelatihan kerja (LPK) ternyata bisa membawa dirinya berkelana ke Negeri Sakura. Berkaca pada keluarga dan memahami sulitnya mendapat pendidikan, kesempatan itu tak ia sia-siakan begitu saja.
"Saya terus belajar untuk meningkatkan kemampuan dalam berbahasa Jepang, menjamah seluk-beluk Negeri Matahari Terbit, dan membangun jejaring," ujar Edis, Selasa (3/10/2023).
Sesuai dengan artinya, WaGoMu yang bermakna “Karet Gelang”, kata dia, dirinya bertekad untuk menghubungkan dunia dengan karet gelang. Salah satunya, menghubungkan Indonesia dengan Jepang melalui kreativitas dan teknologi.
Pada Mei 2015, kata dia, WaGoMu lahir sebagai Blogging Platform Indonesia sekaligus Internet Media penghubung Indonesia-Jepang. Fokus WaGoMu saat itu membantu perusahaan Jepang dalam membangun dan mengembangkan digital platform mereka.
Masih terinspirasi dari “Karet Gelang” dan merasa tak puas sampai di situ, menurut Edis, melalui WaGoMu kemudian mengepalai beberapa gelaran event kreatif di Jepang. Misalnya, Asia Music Festival dan Festival Jawa Barat.
"Setelah berhasil menghubungkan Kota Hamamatsu dan Bandung, cara yang sama pun saya gunakan untuk menghubungkan Provinsi Jawa Barat dengan Prefektur Shizuoka," katanya.
WaGoMu masih juga belum berhenti menciptakan karya. Melihat puzzle yang terjadi antara Indonesia dan Jepang, Edis akhirnya memutuskan untuk memberikan sumbangsih melalui bahasa.
"Pada Desember 2018, WaGoMu Japanese Class lahir dengan memberikan ilmu bahasa Jepang melalui kanal Youtube WaGoMu dan media sosial Instagram," ujarnya.
Saat ini, kata dia WaGoMu kian berkembang, beberapa silabus pelajaran telah berhasil dilaksanakan. Proses panjang melalui program demi program yang WaGoMu Japanese Class cetuskan, mampu membawanya hingga titik hari ini.
Titik di mana bahasa mampu menjadi salah satu solusi untuk aging population yang dialami oleh Jepang, sedangkan Indonesia kian bersiap menghadapi terpaan bonus demografi.
Baginya, jika SDM Indonesia dibekali dengan kemampuan bahasa, bukan tidak mungkin kalau dampak buruk bonus demografi bisa teratasi. Tembok bahasa yang membatasi penyerapan tenaga kerja Indonesia pun mampu diruntuhkan.
"Anak muda Indonesia memiliki kompetensi untuk berkompetisi di luar negeri, salah satunya Jepang. Maka harapannya kalau kita mau berkompetisi di luar negeri, kompetensinya yang dipenuhi harus bisa berbahasa asing," katanya.
Hingga kini, kata dia, WaGoMu terus berinovasi dan menjadi wadah untuk berbagi informasi bagi masyarakat Indonesia yang tertarik untuk bekerja, melanjutkan studi ataupun sekadar jalan-jalan di Jepang.
"Let's see, kita bisa ber-impact lebih besar lagi sampai mana, yang pasti idealisme saya, saya gak mau mengerjakan sesuatu yang orang lain bisa kerjakan," ujarnya.