Jumat 15 Sep 2023 09:28 WIB

Bukti Genetik Tegaskan Merokok dapat Perpendek Usia

Rokok memperpendek telomer leukosit yang jadi indikator perbaikan jaringan

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Berhenti merokok (ilustrasi). Tim ilmuwan internasional menemukan bahwa merokok dapat mempercepat proses penuaan
Foto: Boldsky
Berhenti merokok (ilustrasi). Tim ilmuwan internasional menemukan bahwa merokok dapat mempercepat proses penuaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tim ilmuwan internasional menemukan bahwa merokok dapat mempercepat proses penuaan, dengan memperpendek ujung kromosom DNA. Penelitian yang melibatkan hampir 500 ribu partisipan ini menunjukkan bahwa merokok mengurangi panjang segmen DNA yang terletak pada ujung kromosom sel eukariot, yang disebut telomer.

Telomer memiliki fungsi utama untuk melindungi DNA dari kerusakan dan mempertahankan kestabilan kromosom. Adanya perubahan pada telomer berkaitan dengan proses menua. Adapun telemor yang lebih pendek, terkait dengan penuaan yang lebih cepat dan berkurangnya kemampuan sel untuk melakukan regenerasi. 

"Status merokok dan jumlah rokok dapat menyebabkan pemendekan panjang telomer leukosit, yang merupakan indikator perbaikan diri jaringan, regenerasi, dan penuaan. Dengan kata lain, merokok dapat mempercepat proses penuaan, sementara berhenti merokok dapat mengurangi risiko terkait secara signifikan,” kata Dr Siyu Dai, asisten profesor di School of Clinical Medicine di Hangzhou Normal University, seperti dilansir Study Finds, Jumat (15/9/2023).

Sebelumnya, merokok telah dikaitkan dengan telomere yang lebih pendek pada sel darah putih (dikenal sebagai leukosit). Namun, belum ada penelitian substansial mengenai hubungan sebab akibat antara merokok, jumlah rokok yang dikonsumsi, dan panjang telomer.

Untuk penelitian ini, para ilmuwan menggunakan data dari United Kingdom Biobank, meneliti hubungan antara kebiasaan merokok dan panjang telomer. Mereka menggunakan pengacakan Mendel, sebuah teknik yang menggunakan variasi genetik yang diwarisi dari orang tua untuk menentukan hubungan sebab akibat antara faktor yang dapat dimodifikasi (seperti merokok) dan kondisi kesehatan. Metode ini membantu menghilangkan potensi bias dari faktor lain yang tidak teridentifikasi.

Temuan dari data 472.174 peserta UK Biobank menunjukkan hubungan yang jelas antara status merokok dan berkurangnya panjang telomer. Mereka yang merokok lebih banyak menunjukkan efek pemendekan yang lebih kuat pada telomer mereka.

“Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian observasional telah mengaitkan pemendekan telomer leukosit dengan banyak penyakit, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, dan kehilangan massa otot," kata Dr Dai.

“Ini berarti bahwa efek merokok pada panjang telomer mungkin memainkan peran penting dalam penyakit-penyakit ini, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme yang mendasarinya,” tambah dia.

Para ilmuwan akan melakukan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi temuan ini dan berencana untuk mempelajari lebih dalam tentang efek paparan asap rokok terhadap penuaan jaringan, terutama pada anak-anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement