Ahad 27 Aug 2023 16:08 WIB

Sensasi Kuliner Pasar Gede Solo, Ini Cerita Pedagang Dawet Jual 150 Porsi Sehari

Para pedagang dawet mulai berjualan kembali pascapandemi.

Rep: Muhammad Noor Alfian/ Red: Yusuf Assidiq
Pedagang dawet di Pasar Gede Kota Solo.
Foto: Muhammad Noor Alfian
Pedagang dawet di Pasar Gede Kota Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pasar Gede, Kota Solo, Jawa Tengah, kembali diramaikan oleh para penjual dawet. Setelah pandemi Covid-19 sejumlah warung memutuskan tutup, kini bisnis tersebut mulai menjamur kembali.

Salah satu penjual dawet, Widayanti (62) mengatakan ia kembali berjualan di 2021. Namun, ia terpaksa menutup warungnya lantaran pandemi Covid-19 meski sebelumnya telah berjualan hampir selama delapan tahun.

Wanita akrab yang disebut Siti tersebut menyajikan aneka minuman dawet. Mulai dari dawet telasih, dawet gempol, hingga dawet durian.

Kocek yang dikeluarkan pun terbilang murah. Mulai dari dawet telasih dihargai Rp 8,000 hingga dawet durian dihargai Rp 15 ribu.

"Jual dawet telasih, gempol pleret, dawet durian. Isiannya semua sama, cuma dawet gempol dikasih gempol pleret, cendol tape ketan, ketan hitam, jenang sumsum, nangka dan selasih. Kalau dawet durian tinggal ditambahin durian," katanya, Ahad (27/8/2023)

 

Siti mengatakan ramainya pengunjung menjadi salah satu faktor banyak pedagang akhirnya ikut berjualan dawet. Pada Sabtu hingga Ahad, misalnya ia dapat menjual sekitar 150 an porsi setiap harinya.

"Semua ikut-ikutan, dulu belum ada duren saya dulu terus semua ada durennya. Ya lancar tapi kalau hari biasa kurang lancar. Kalau Sabtu-Ahad ramai sekali, (setidaknya saya bisa menjual) 150an kurang lebih," ujar dia.

Adapun soal rasa, Siti juga menjamin dawetnya tak kalah dengan minuman dawet langganan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni Dawet Bu Dermi.

"Ya beda sama yang lainnya, kalau punya saya sama Bu Dermi hampir sama (rasanya). Kalau untuk pedagang yang lainnya mungkin rasanya beda-beda meskipun jenisnya hampir sama," katanya.

Salah satu pengunjung asal Gunung Pati, Semarang, Sulis (27), mengaku dirinya sudah dua kali berkunjung ke Solo khususnya Pasar Gede untuk sekadar membeli dawet. Ia mengaku memang selalu menyempatkan diri mampir membeli dawet.

"Enak dawetnya, durennya kerasa untuk harga Rp 15 ribu terbilang enak ya. Udah pernah dua kali ke sini sih, saya main aja ke sini," katanya.

Ia juga mengaku pernah memakan dawet langganan Presiden Jokowi. Namun, ia mengaku dawet tersebut secara rasa hampir sama dengan dawet yang dijual Bu Siti meskipun secara keramaian agak berbeda.

"Rasanya hampir mirip si dengan Bu Dermi, iya (cuma lebih ramai kalau di sana)," katanya.

Selain itu, Wahyu (27) salah satu pengunjung asal Solo, menuturkan ia memang biasa membeli dawet langganan Presiden Jokowi. Namun, karena ramainya antrian, ia lantas memilih penjaja dawet lainnya.

"Biasanya beli di sana (Bu Dermi) tapi hari ini ramai sekali, jadi sekalian mau nyoba dawet lainnya," ungkap dia.

Dikatakan pula, soal rasa juga tak banyak perbedaan antar penjaja dawet. Namun, menurutnya melihat antrian pelanggan yang panjang membuat pengunjung penasaran.

Apalagi dawet tersebut adalah langganan Jokowi. "Awalnya memang penasaran sih, dan emang enak karena nggak terlalu mahal juga (harga Dawet Bu Dermi)," katanya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement