Selasa 15 Aug 2023 17:17 WIB

Kurangi Polusi Udara, Pemerhati Iklim: Siram Halaman dan Jalan

Untuk menghemat air, masyarakat dapat menggunakan air bekas cucian buat siram jalan.

Foto kiri kondisi langit Jakarta pada tanggal 12 Desember 2020, foto kanan kondisi langit Jakarta dilihat dari Gedung Perpustakaan Nasional, Senin (14/8/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Foto kiri kondisi langit Jakarta pada tanggal 12 Desember 2020, foto kanan kondisi langit Jakarta dilihat dari Gedung Perpustakaan Nasional, Senin (14/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati Iklim Dedi Sucahyono menilai gerakan masyarakat untuk aktif menyirami lingkungannya secara rutin dapat menjadi salah satu langkah mengurangi polusi udara pada musim kemarau. Ia menyarankan halaman rumah dan jalanan bisa disiram setiap hari.

"Masyarakat perlu diedukasi sesegera mungkin untuk melakukan hal tersebut," ujar Dedi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Baca Juga

Bagaimana melakukannya di tengah musim kemarau berat? Dedi yang juga Staf Pengajar Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) Jakarta itu menyebut, untuk menghemat air maka masyarakat dapat menggunakan air bekas cucian, baik pakaian atau sayur, untuk menyiram.

Dedi menyampaikan polutan (PM2.5) di DKI Jakarta pada Senin (14/8/2023) pagi pukul 08.00 WIB mencapai angka 153 Indeks Kualitas Udara (AQI). Sementara itu, berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Selasa (15/8), AQI di Jakarta berada di angka 113 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Dedi mengatakan gas buang kendaraan sering disebut sebagai biang kerok tingginya polutan di DKI Jakarta. Padahal, polutan yang bersumber dari material lain seperti debu yang berasal dari tutupan lahan/permukaan tanah, bangunan, atau jalanan juga cukup signifikan memperparah polusi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement