Jumat 11 Aug 2023 07:08 WIB

Berkaca dari Kasus Covid-19 di Inggris, Akankah Varian Eris Jadi Lebih Mengkhawatirkan?

Varian Arcturus masih mendominasi Inggris, disusul varian Eris.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Nyeri tenggorokan menjadi gejala utama Covid-19 akibat varian Eris.
Foto:

Selain itu, upaya vaksinasi yang meluas dan pilihan pengobatan yang lebih baik masih menjadi senjata ampuh dalam memerangi Covid-19. Terlepas dari jumlah kasus Covid-19 yang rendah secara keseluruhan, Dr Papadopoulos menyebut bahwa ancaman yang ditimbulkan oleh virus SARS-CoV-2 belum sepenuhnya hilang.

 

"Munculnya varian baru seperti Eris, dikombinasikan dengan faktor-faktor seperti berkurangnya kekebalan dan sebagian besar orang telah berbulan-bulan sembuh dari infeksi atau vaksinasi terakhir mereka, itu berpotensi mempercepat gelombang lain. Saya kira kita belum keluar dari hutan, jadi kita harus terus waspada," katanya.

 

Meskipun saat ini tidak ada daftar gejala khusus yang dikaitkan dengan EG.5.1, varian baru ini diyakini memicu gejala yang mirip dengan Omicron. Dr Papadopoulos mengatakan gejala yang paling umum adalah hidung berair atau tersumbat, sakit kepala, kelelahan (ringan dan berat), bersin, dan sakit tenggorokan.

 

"Meskipun tumpang tindih dengan varian lain, gejala itu berbeda dari gejala klasik seperti sesak napas dan hilangnya penciuman atau pengecap," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement