Rabu 19 Jul 2023 14:32 WIB

Sumbar Kini Punya Yayasan Peduli Harimau Sumatra

Yayasan Jejak Harimau fokus terhadap isu-isu konservasi satwa Harimau Sumatera.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI) resmi mengesahkan dan menetapkan Jejak Harimau Sumatera sebagai yayasan yang fokus terhadap isu-isu konservasi satwa Harimau Sumatera
Foto: Dok Yayasan Jejak Harimau
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI) resmi mengesahkan dan menetapkan Jejak Harimau Sumatera sebagai yayasan yang fokus terhadap isu-isu konservasi satwa Harimau Sumatera

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI) resmi mengesahkan dan menetapkan Jejak Harimau Sumatera sebagai yayasan yang fokus terhadap isu-isu konservasi satwa harimau sumatra. Surat Keputusan itu, ditandatangani oleh Direktur Jendral Administrasi Hukum Umum Cahyo Rahadian Muzhar 7 Juli 2023.

Pendiri Yayasan Jejak Harimau Sumatera, Andri Mardiansyah, mengatakan ide mendirikan Yayasan Jejak Harimau Sumatera menjadi sebuah lembaga nonprofit yang gelisah terhadap isu-isu konservasi harimau sumatra.

Baca Juga

"Mulanya kita kasih nama Jejak Harimau. Namun, menurut regulasi terbaru, usulan pendirian sebuah yayasan harus tiga kata. Kita sepakati nama yayasannya, Jejak Harimau Sumatra," kata Andri Mardiansyah, Rabu (19/7/2023).

Andri menyebut interaksi negatif harimau sumatra dan pekerja kebun kelapa sawit di wilayah Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, pada Senin 19 Juli 2021, menjadi titik awal yayasan ini berdiri. Upaya kampanye dan edukasi tentang pentingnya menjaga keberlangsungan habitat satwa pemuncak yang kini sudah diambang kepunahan itu, pertama kali dilakukan Jejak Harimau melalui platform media sosial pada 21 Juli 2021.

"Di platform media sosial, kami bermain dengan visual fotografi dan narasi pendukung. Kami menyuguhkan visual eksklusif terkait dengan harimau sumatra ini. Respons publik cukup baik. Bahkan, banyak yang menyarankan untuk segera punya badan hukum," ujar Andri

Menggunakan medium fotografi kata Andri, Yayasan Jejak Harimau Sumatera turut ambil peran menjaga populasi harimau sumatera yang kini kian mengkhawatirkan bahkan diambang kepunahan. Fotografi, kata dia, memegang peranan penting sebagai media kampanye karena mampu manyajikan fakta kondisi di lapangan yang lebih menggugah.

Sementara itu, ketua yayasan Jejak Harimau Sumatera, Adi Prima, mengatakan butuh peran dan sinergi yang kuat seluruh elemen dalam upaya-upaya penyelamatan subspesies terkahir harimau Indonesia yang kian hari tantangannya semakin berat.

"Tantangan menjaga subspesies terkahir harimau Indonesia kini kian berat. Untuk itu, Yayasan Jejak Harimau Sumatera hadir. Bagi kami, satwa pemuncak ini tak hanya merupakan satwa yang menempati posisi puncak predator, tapi juga merupakan bagian dari jati diri bangsa ini," kata Adi Prima.

Adi Prima melanjutkan, tujuan utama Yayasan Jejak Harimau Sumatera tak lain menularkan virus positif pentingnya menjaga, melindungi dan melestarikan habitat harimau sumatra untuk keseimbangan ekosistem.

Selain itu, kata Adi, kita ingin menjadikan yayasan ini sebagai media pengarusutamaan kamoanye dan edukasi tentabng pelestarian Harimau Sumatera melalui medium fotografi, videografi dan narasi-narasi yang mampu membangkitkan kesadaran publik.

"Tak cuma itu saja, kita punya mimpi Yayasan Jejak Harimau Sumatera bisa menjadi pusat studi, data dan informasi Harimau Sumatera dan ikut serta memperkuat upaya mitigasi konflik dengan melakukan pendekatan melalui aspek kultural dan aspek ekologis demi terwujudnya harmonisasi kehidupan manusia dan Harimau Sumatra. Semoga," kata Adi Prima.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement