REPUBLIKA.CO.ID, PADANG---Akademisi sekaligus dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat, Hafiz Rahman Ph.D mengungkapkan cara-cara yang bisa dilakukan UMKM untuk meningkatkan kapasitas daya saing produk maupun bisnis.
"Pertama, inovasi dan keunikan bisnis dan produk yang dimiliki," kata akademisi sekaligus dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Unand, Sumatera Barat Hafiz Rahman di Padang, Jumat (7/7/2023), dalam diskusi "Peningkatan Kapasitas Daya Saing UMKM" yang diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Science Techno Park Unand.
Artinya, sambung Hafiz, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) harus melakukan suatu inovasi dalam menghasilkan suatu produk. Sebagai contoh langkah ojek pangkalan yang berinovasi menjadi ojek dalam jaringan (daring). "Padahal ini ojek biasa. Namun, ia melakukan inovasi dan terdapat suatu yang berbeda dari sebelumnya," jelas dia.
Oleh sebab itu, setiap pelaku UMKM harus mulai berpikir mengembangkan daya saing bisnis dan produk dengan mengedepankan pemikiran inovasi dan inovatif, kata Direktur Center For Excellent in Entrepreneurial Dynamics Unand tersebut.
Cara kedua, pelaku UMKM harus mengamankan legalitas bisnis dan produk yang dihasilkan. Hal itu meliputi merek, sertifikasi halal, legalitas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), status hukum, dan perizinan usaha lainnya.
Menurutnya, hal tersebut sering dilupakan atau diabaikan oleh pelaku UMKM dalam merintis atau menjalankan suatu usaha. Padahal, legalitas tersebut amat penting bagi kemajuan usaha dalam jangka panjang.
Ketiga, pelaku UMKM harus memerhatikan tampilan produk (packing dan branding). Hal ini juga penting diperhatikan sebab akan memengaruhi seseorang tertarik atau tidak dengan produk atau jasa yang ditawarkan. "Packing dan branding itu akan membawa perasaan kepada orang lain (konsumen)," ucapnya.
Ia mengatakan langkah atau cara lainnya yang harus dilakukan pelaku UMKM ialah menggunakan teknologi sederhana. Hal ini ditujukan untuk pemasaran, administrasi keuangan, kualitas produksi, hingga pemasaran lewat media sosial.
Terakhir, setiap UMKM didorong memperluas jejaring dan kemitraan, mempertahankan kualitas sambil memperluas pasar, menambah pengetahuan baru dalam berbisnis hingga merebut serta mempertahankan reputasi bisnis maupun produk terhadap konsumen.