Kamis 06 Jul 2023 13:02 WIB

Saingi Twitter, Threads Diserbu 2 Juta Pendaftar dalam 2 Jam

Pendaftar Threads harus berusia minimal 12 tahun.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Penampilan Threads, pesaing Twitter buatan Meta
Foto: The Verge
Penampilan Threads, pesaing Twitter buatan Meta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Perusahaan induk Facebook, Meta telah secara resmi meluncurkan Threads. Threads merupakan aplikasi "percakapan" baru yang serupa dengan Twitter. “Aplikasi ini melampaui dua juta pendaftaran dalam dua jam pertama," tulis CEO Meta, Mark Zuckerberg di halaman Threads-nya dilansir ABC News, Kamis (6/7/2023).

Perusahaan milik Zuckerberg itu dan pemilik Twitter, Elon Musk masing-masing kini bersiap dalam persaingan langsung. Platform terbaru Zuckerberg menawarkan tempat di mana komunitas berkumpul untuk mendiskusikan segala sesuatu, mulai dari topik yang Anda minati hari ini hingga apa yang akan menjadi tren besok.

Baca Juga

"Apa pun yang Anda minati, Anda dapat mengikuti dan terhubung langsung dengan kreator favorit Anda dan orang lain yang menyukai hal yang sama, atau membangun pengikut setia Anda sendiri untuk berbagi ide, opini, dan kreativitas Anda dengan dunia," tulis deskripsi aplikasi di App Store.

Pengguna, yang harus berusia minimal 12 tahun, diberikan opsi untuk masuk ke Threads melalui akun Instagram yang sudah ada sebelumnya. Untuk pengguna di bawah 16 tahun, (atau di bawah 18 tahun di negara tertentu) akun mereka akan default ke profil pribadi saat mereka bergabung dengan Threads.

Platform ini memungkinkan pengguna mengunggah hingga 500 karakter, termasuk tautan, foto, dan video yang berdurasi hingga lima menit. Kebijakan privasi yang disediakan di App Store menunjukkan bahwa Threads dapat mengumpulkan data dari pengguna yang terkait dengan banyak kategori, antara lain kesehatan dan kebugaran, informasi keuangan, informasi kontak, riwayat pencarian, dan pembelian.

Sebagai perbandingan, Twitter mengumpulkan informasi dari pengguna ketika mereka menggunakan platform, mereka memberikan informasi secara langsung, atau Twitter menerima data dari pihak ketiga.

Menanggapi dengan sinis berita tentang aplikasi tersebut, Musk mengkritik Meta dalam sebuah cuitan. "Syukurlah mereka dijalankan dengan sangat waras,” tulis Musk. Komentar tersebut mengacu pada bahasa yang dilaporkan digunakan oleh eksekutif Meta dalam deskripsi yang mengejek kinerja Musk di atas Twitter.

Meta dan Twitter tidak segera menanggapi permintaan komentar atas peluncuran aplikasi tersebut. Aplikasi baru dari Meta ini tiba beberapa hari setelah Twitter melewati serangkaian kesulitan di bawah kepemimpinan Musk. Baru-baru ini, Twitter memberlakukan "batasan sementara" pada jumlah unggahan yang dapat dilihat pengguna dalam satu hari.

Musk, yang juga menjalankan Tesla dan SpaceX, mengundurkan diri sebagai CEO pada bulan lalu. Namun, dia mempertahankan peran penting di perusahaan sebagai ketua eksekutif dan chief technology officer. Dalam beberapa bulan terakhir, Twitter tampaknya membidik layanan yang ditawarkan oleh Meta. Pada Mei, Twitter menambahkan pesan terenkripsi dan mengumumkan rencana untuk menawarkan panggilan suara, di mana keduanya merupakan fitur utama WhatsApp milik Meta.

Perebutan antara kedua perusahaan meningkat menjadi permusuhan nyata antara Musk dan Zuckerberg pada bulan lalu. Musk mengatakan dalam sebuah cuitan bahwa dia bersedia melawan Zuckerberg dalam "pertandingan kandang." Di Instagram, Zuckerberg mengunggah tangkapan layar cuitan Musk dengan keterangan: “Kirimi saja lokasinya.”

Pertarungan antara miliarder itu belum terwujud. Namun, menurut unggahan dari Georges St-Pierre yang menyertakan foto Musk, petinggi Twitter itu telah berlatih dengan pejuang Ultimate Fighting Championship, Georges St-Pierre. Peluncuran Threads juga menuai kritik dari mantan CEO Twitter, Jack Dorsey yang menargetkan kebijakan pengumpulan data aplikasi tersebut. "Semua Threads Anda. Milik kami,” kata Dorsey.

Dorsey sebelumnya mengkritik kepemimpinan Musk di Twitter. Pada awal tahun ini, Dorsey meluncurkan aplikasi alternatifnya sendiri, Bluesky Social. Platform hanya untuk undangan saat pengujian. Perusahaan belum merilis kapan berencana untuk membuat situs tersebut menjadi publik. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement