Kamis 06 Jul 2023 17:35 WIB

4 Cara Kenali Titik Kritis Kehalalan Lipstik

Ada titik kritis yang perlu diperhatikan untuk kehalalan kosmetik, termasuk lipstik.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Lipstik termasuk produk kosmetik yang sudah menjadi barang wajib bagi sebagian besar kaum hawa saat ini. Namun lipstik juga punya titik kritis kehalalan yang perlu diperhatikan.
Foto: Republika
Lipstik termasuk produk kosmetik yang sudah menjadi barang wajib bagi sebagian besar kaum hawa saat ini. Namun lipstik juga punya titik kritis kehalalan yang perlu diperhatikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Lipstik termasuk produk kosmetik yang sudah menjadi barang wajib bagi sebagian besar kaum hawa saat ini. Namun lipstik juga punya titik kritis kehalalan yang perlu diperhatikan.

Beberapa titik kritis yang perlu diperhatikan terkait kehalalan kosmetik, termasuk lipstik adalah sebagai berikut, seperti dikutip dari laman Halal Corner, Kamis (6/7/2023).

Baca Juga

1.Bahan Baku

Bahan-bahan yang terkandung di dalam kosmetik tentu memengaruhi status kehalalan produk. Bahan-bahan seperti kolagen, elastin, lemak dan turunannya hingga cairan amnion sering kali terkandung dalam bahan baku pembuatan kosmetik.

Kolagen, elastin dan lemak serta turunannya seperti gliserin, stearic acid, cetyl biasa digunakan sebagai bahan pembuatan lipstik, lotion, sabun dan krim. Sumber bahan tersebut biasanya diambil dari hewan seperti sapi, kambing, babi atau ikan.

Jadi, sumber hewan yang digunakan harus berasal dari hewan yang halal seperti sapi, kambing dan ikan. Selain itu, proses penyembelihan pun tak luput dari perhatian.

Penggunaan cairan amnion juga harus berasal dari hewan yang halal. Kemudian jangan sampai ada penggunaan alkohol.

Menurut laman Halal MUI, namun ketika sapi mati saat sedang hamil, lalu diambil plasentanya, maka hukumnya menjadi haram. Hal ini karena status hewannya sudah mati. Plasenta dari hewan yang haram, seperti babi, juga tidak boleh digunakan. Apalagi dengan plasenta manusia. Di luar negeri, plasenta manusia masih bisa digunakan sebagai bahan kosmetik.

 

2. Uji Coba pada Hewan

Umat muslim disarankan untuk memilih kosmetik yang diketahui tidak diuji pada hewan atau yang mendapatkan sertifikat cruely-free (bebas dari kekejaman terhadap hewan).

 

3. Uji Ketahanan Air

Uji ketahanan air biasanya untuk memastikan bahan-bahan seperti pewarna, pengawet, aroma dan lainnya bersumber dari bahan yang halal. Selain itu, uji ketahanan air harus dilakukan sesuai dengan standar uji, melibatkan penggunaan bahan kimia dan peralatan pengujian tertentu.

Namun, produk kosmetik yang memiliki ketahanan air saat digunakan tentu akan menghalangi air wudhu untuk menyentuh kulit. Hal ini yang justru harus diperhatikan. Sebab meskipun mengandung bahan-bahan yang halal, jika kosmetik tersebut menghalangi air wudhu dengan kulit, maka perlu dihapus terlebih dulu penggunaannya.

 

4. Proses Produksi

Hal yang tidak kalah penting adalah titik kritis saat proses produksinya. Pastikan proses produksi bebas dari kontaminasi hal-hal yang haram.

Mungkin cukup sulit jika hanya mengandalkan komposisi yang tercantum dalam kemasan. Hal paling mudah yang bisa dilakukan adalah memilih produk berlogo halal MUI. Cek produk halal dapat dilakukan melalui website halalmui.org dan aplikasi HalalMUI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement