Jumat 23 Jun 2023 14:51 WIB

Takut Zat Karsinogen Saat Makan Sate? Begini Cara Mengatasinya

Usahakan tidak menggunakan lemak saat memasak daging sate.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Friska Yolandha
Membakar satai (sate). Ilustrasi. Ada beberapa cara untuk mengurangi zat karsinogen dalam makanan satai.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Membakar satai (sate). Ilustrasi. Ada beberapa cara untuk mengurangi zat karsinogen dalam makanan satai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sate (satai) atau steak merupakan makanan yang enak dikonsumsi. Apalagi dalam kondisi hangat. Namun, menurut konsultan hematologi dan onkologi medik Eka Hospital Cibubur, dr Andhika Rachman, sate atau steak dianggap menjadi makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker karena mengandung zat karsinogen.

Ada beberapa cara untuk mengurangi zat karsinogen dalam makanan satai. Pertama, rendam bumbu atau daging sebelum dimasak guna kurangi kemungkinan makanan yang dibakar gosong.

Baca Juga

"Kalau bisa lemak pada daging dibuang saja," katanya dalam siaran pers yang diterima Jumat (23/6/2023). 

Jika ingin konsumsi satai ayam atau satai kambing, katanya, disarankan untuk tidak menggunakan lemak. Karena jika lemak yang terbakar, akan meneteskan minyak yang akan menimbulkan asap dan mengasapi daging.

Ia melanjutkan, hindari untuk meratakan tingkat kematangan pada daging jangan membalikkan daging menggunakan garpu. "Gunakan penjepit, sebab jika terkena arang, ini akan dapat menimbulkan zat kimia yang mengasapi daging," kata Andhika.

Jangan letakkan daging yang terlalu dekat dengan dengan arang atau api. Jika memungkinkan, daging bisa diletakkan sejauh mungkin dari api secara langsung.

Walaupun konsumsi sate atau steak dapat meningkatkan kanker, terdapat langkah untuk meminimalisirnya, seperti saat memanggang sate atau steak usahakan jangan terlalu lama atau bahkan sampai menghitam (gosong).

"Karena hal inilah yang menjadi pemicu utama meningkatkan terjadinya kanker," ujarnya.

Selain itu, guna menekan risiko kanker hingga 25 persen dapat menambahkan konsumsi sayur dan buah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement