Sabtu 20 May 2023 13:02 WIB

Dukung Konser Coldplay, Cak Imin: Semua Substansi Lagunya tidak Ada LGBT

Menurut Cak Imin, musik tidak berlawanan dengan agama.

Rep: Febryan A/ Red: Andri Saubani
Vokalis Coldplay, Chris Martin, dalam Global Citizen Live, New York, AS, 25 September 2021. Coldplay akan menggelar konser di Jakarta, pada 15 November 2023. (ilustrasi)
Foto: EPA
Vokalis Coldplay, Chris Martin, dalam Global Citizen Live, New York, AS, 25 September 2021. Coldplay akan menggelar konser di Jakarta, pada 15 November 2023. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin angkat bicara terkait penolakan sejumlah pihak atas rencana konser Coldplay di Jakarta dengan alasan grup musik asal Inggris itu mengampanyekan LGBT.  Menurut Cak Imin, tidak ada unsur-unsur terkait Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) dalam lagu-lagu Coldplay.

"Semua substansi lagunya tidak ada LGBT," kata Imin kepada wartawan usai berkunjung ke kediaman mantan Wapres Try Sutrisno di Jakarta, Sabtu (20/5/2023). 

Baca Juga

Cak Imin menilai, musik pada dasarnya bersifat netral. Baginya, musik tidak berlawanan dengan agama. Musik justru harus dianggap sebagai inspirasi positif. 

"Musik itu netral, musik itu tidak akan berlawanan dengan agama dan kita harus anggap musik sebagai inspirasi yang positif, yang membawa energi budaya, energi pembangunan," kata Wakil Ketua DPR RI itu. 

Karena itu, Cak Imin mengaku mendukung penuh pelaksanaan konser Coldplay di Jakarta pada 15 November 2023 mendatang. Dia pun tak mempersoalkan konser tersebut digelar menjelang masa kampanye Pemilu 2024. 

"Tidak ada masalah, karena (kita) punya pengalaman pemilu smooth semua, lancar-lancar aja. Welcome Coldplay to Jakarta. Kita siap menjaga dan siap menyukseskan," kata Imin, sosok yang sedang berupaya menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto itu. 

Coldplay akan menggelar konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta pada 15 November 2023. Namun, sejumlah pihak menolak konser tersebut dengan menuding grup band yang digawangi Chris Martin itu mendukung LGBT. 

Persaudaraan Alumni (PA) 212 adalah salah satu kelompok yang menolak. Wakil Sekjen PA 212, Novel Bamukmin menilai, grup band asal London itu mendukung LGBT dan ateisme, sesuatu yang bertentangan dengan agama dan nilai Pancasila. 

"Jelas kami dari PA 212 menolak konser Coldplay yang mendukung LGBT, Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, dan Coldplay bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila," kata Novel ketika dihubungi Republika pada Ahad (14/5/2023). 

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas juga ikut menolak konser tersebut. Alasannya serupa, yakni karena citra Coldplay sebagai pendukung LGBT. 

"Perilaku LGBT itu bertentangan dengan ajaran agama yang ada. Agama yang diakui di Indonesia ini ada enam dan semuanya menolak LGBT," kata dia saat dihubungi Republika, Kamis (18/5/2023). 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement