Jumat 19 May 2023 17:24 WIB

Johnny G Plate Tersangka, Pengamat: Dukungan Nasdem ke Anies Kian Solid

Keberadaan menteri Nasdem di kabinet sudah tidak lagi nyaman.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan bersiap menyampaikan pidato politik di Tenis Indoor Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (7/5/2023). Anies Baswedan menyampaikan pidato bertajuk Meluruskan Jalan Menghadirkan Keadilan yang dihadiri 4.000 relawan. Pada kesempatan tersebut juga dideklarasikan relawan Amanat Indonesia (Anies) yang merupakan komunitas gerakan yang memperjuangkan Anies sebagai Presiden 2024.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan bersiap menyampaikan pidato politik di Tenis Indoor Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (7/5/2023). Anies Baswedan menyampaikan pidato bertajuk Meluruskan Jalan Menghadirkan Keadilan yang dihadiri 4.000 relawan. Pada kesempatan tersebut juga dideklarasikan relawan Amanat Indonesia (Anies) yang merupakan komunitas gerakan yang memperjuangkan Anies sebagai Presiden 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Andriadi Achmad menilai, konsekuensi yang dihadapi Partai Nasdem usai berbeda pilihan politik dengan Pemerintahan justru makin meneguhkan partai besutan Surya Paloh itu untuk mendukung Anies Baswedan.

Hal ini kata Andriadi, karena sulit melepaskan bayang-bayang realitas politik panasnya hubungan antara Megawati Soekarnoputri, Joko Widodo dan Surya Paloh dalam penetapan Johnny G Plate sebagai tersangka.

Baca Juga

"Menurut hemat saya, justru adanya ujian berat tersebut, semakin mengokohkan dan menyolidkan partai Nasdem kedepan dalam memuluskan dan mengantarkan Anies Baswedan pada kontestasi Pilpres 2024," ujar Andriadi dalam keterangannya kepada Republika, Jumat (19/5/2023).

Apalagi, kata Andriadi Partai Demokrat dan PKS menyatakan masih tetap solid berada dalam Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP).

Direktur Eksekutif Nusantara Institute Political Communication Studies and Research Centre (PolCom SRC) ini mengakui relasi antara Anies Baswedan dan Partai Nasdem semakin membaik. Namun demikian, intensitas ini kedekatan ini harus dibayar dengan harga yang mahal yaitu mulai renggangnya hubungan antara PDIP (Megawati) dan Partai Nasdem (Surya Paloh).

"Hubungan antara Megawati - Jokowi (PDIP) dan Surya Paloh (Partai Nasdem) semakin memanas sejak dideklarasinya Anies Baswedan sebagai capres 2024 oleh partai Nasdem pada oktober 2022 lalu," katanya.

Meski begitu, hingga saat ini menteri dari Nasdem masih berada dalam kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf. Surya Paloh juga beberapa kali menyatakan, Partai Nasdem akan terus berkomitmen untuk mendukung Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

Andriadi menilai, walaupun masih di kabinet, tapi keberadaan menteri dari partai Nasdem sudah tidak nyaman di pemerintahan Jokowi periode kedua 2019 - 2024. "Nasdem juga sudah mengikhlaskan jika semua kadernya di kabinet di-resuffle, akan tetapi pantang mundur diri. Itu terlihat dari pernyataan Surya Paloh dalam berbagai kesempatan. Kita lihat saja beberapa bulan ke depan jelang pendaftaran capres - cawapres 2024, dinamika politik akan semakin dinamis dan memanas," ujarnya.

 

 

 

Cek Typo

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement