REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengidap diabetes harus berhati-hati di tengah cuaca panas. Sebab, panas yang tinggi dapat berdampak negatif pada kadar gula darah diabetesi.
"Suhu lingkungan yang tinggi menyebabkan keringat berlebih. Jika ditambah dengan asupan air yang berkurang, seseorang bisa mengalami dehidrasi yang menyebabkan darah menjadi pekat dan gula meningkat," jelas dokter Tushar Tayal selaku konsultan utama Departemen Penyakit Dalam, CK Birla Hospital, India, seperti dikutip dari laman Indian Express, Selasa (25/4/2023).
Jika paparan panas berlanjut, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dan vasopresin. Pada gilirannya, ini dapat meningkatkan produksi glukosa tubuh yang menyebabkan kadar gula melonjak.
Dr Tayal mengingatkan bahwa pengidap diabetes cenderung mengalami dehidrasi lebih cepat daripada orang lain. Mereka juga lebih mungkin terkena serangan panas (heat stroke).
Khushboo Jain Tibrewala, pendiri The Health Pantry, ahli gizi, dan pendidik diabetes di India, menjelaskan hal ini terutama karena selama bertahun-tahun, diabetes dapat memengaruhi pembuluh darah dan saraf. Jadi, sistem pendingin alami tubuh terganggu. Kerusakan ginjal jangka panjang juga cenderung berperan.
"Oleh karena itu, sangat penting bagi pengidap diabetes untuk menjaga suhu tubuh mereka selama bulan-bulan musim panas," kata Tibrewala.
Dokter Shibani Ramchandran dari Metropolis Healthcare Ltd di India menyebut kadar gula darah yang tinggi selanjutnya dapat memicu peningkatan frekuensi urine. Pengeluaran cairan berlebih inilah yang menyebabkan dehidrasi.
"Suhu tinggi juga dapat memengaruhi cara insulin digunakan oleh tubuh hingga dapat menyebabkan fluktuasi gula darah, apalagi jika tidak dipantau secara teratur," jelas Dr Ramchandran.