Jumat 14 Apr 2023 10:14 WIB

Jurus Jitu Hadapi Suhu Udara Panas Saat Puasa

Suhu panas ini bisa berdampak pada individu yang rentan dehidrasi.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Saat suhu udara panas, penting untuk menggunakan tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan/ilustrasi.
Foto: PxHere
Saat suhu udara panas, penting untuk menggunakan tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Suhu udara di Indonesia akhir-akhir ini terasa sangat panas. Bagaimana tidak suhu bisa mencapai 33-35 derajat Celsius. Tapi jangan khawatir, berikut adalah kiat menghindari suhu udara panas saat puasa.

Bidang Informasi Kualitas Udara, Kedeputian bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Alberth Nahas, PhD menjelaskan bahwa suhu panas ini bisa berdampak pada masyarakat, terutama pada individu yang rentan terhadap dehidrasi atau juga metabolisme tubuhnya yang dipengaruhi oleh suhu udara sekitar yang panas.

Baca Juga

"Kami memang biasanya memberikan anjuran kalau udaranya relatif tinggi suhunya untuk bisa mengurangi aktivitas di luar ruangan," ujarnya kepada Republika.co.id, belum lama ini.

Namun menurut Alberth sebenarnya jika melihat data suhu maksimum 33 sampai 35 derajat Celsius, hal itu merupakan kondisi yang sering dijumpai. "Jadi bukan hal yang ekstrem," ujarnya.

Dengan suhu udara panas, menurut Alberth, diharapkan masyarakat bisa menyikapinya, terutama bulan puasa. "Kalau memang misalnya perlu beraktivitas diluar harus dibatasi," ujarnya.

Ia mengatakan jika terpaksa keluar rumah dan kulit Anda sensitif, harus pakai tabir surya. Bisa pula memakai jaket atau alat pelindung diri lainnya.

"Sebisa mungkin di batasi aktivitas di luar kalau kondisi udaranya dirasakan tidak nyaman. Apalagi, ada saat kondisi berpuasa kalau tidak perlu-perlu banget tidak melakukan aktivitas di luar rumah," katanya menyarankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement