REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli psikologi Klinis Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya, Ella Titis Wahyuniansari mengatakan orang tua perlu mengawasi perilaku anak di media sosial guna mengantisipasi maraknya kekerasan remaja yang terjadi.
"Media sosial berpengaruh besar terhadap kekerasan remaja, karena saat ini semua informasi bisa diakses di sana, dan remaja belum tentu bisa memilah mana yang benar dan salah dari informasi yang masuk, di sinilah orang tua punya kendali yang besar," kata psikolog tersebut saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Ella mengatakan, media sosial itu seperti buah simalakama, jika tidak mengikuti bisa ketinggalan informasi, sebaliknya kalau mengikuti tanpa disaring juga akan berbahaya.
"Kini orang tua juga sudah susah memisahkan anak dari smartphone, untuk itu sebisa mungkin mendampingi anak saat sedang bermain smartphone," kata Ella.
Ella melanjutkan, saat ini remaja juga cenderung membatasi diri dengan orang tua saat mengakses media sosial, karena mereka merasa memiliki privasi. Untuk itu, keluarga perlu lebih banyak menghabiskan waktu bersama agar anak terhindar dari hal-hal negatif.
"Orang tua perlu menjadi teman bagi anak, dekati mereka dan jangan hanya menjadi hakim yang menyalahkan anak, karena mereka akan merasa terkucilkan dan tersisih," kata Ella.
Sebelumnya, ratusan remaja di berbagai daerah diamankan polisi karena terlibat tawuran 'perang' sarung selama bulan Ramadhan 1444 H.
Bahkan peristiwa tawuran remaja yang terjadi di Palmerah, Jakarta Barat, pada Kamis (23/3), mengakibatkan satu korban meninggal dunia akibat terkena senjata tajam.