Rabu 22 Mar 2023 14:45 WIB

Amankah Ibu Hamil Berpuasa? Ini Penjelasan Spesialis Obgyn Unair

ibu hamil tetap diperbolehkan berpuasa asal asupan tercukupi dengan baik

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ibu hamil atau menyusui tidak diwajibkan puasa Ramadhan. ibu hamil tetap diperbolehkan berpuasa asalkan kebutuhan nutrisi dan asupan yang masuk ke dalam tubuh tercukupi dengan baik. Mengingat ibu hamil membutuhkan asupan nutrisi lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Foto: Antara
Ibu hamil atau menyusui tidak diwajibkan puasa Ramadhan. ibu hamil tetap diperbolehkan berpuasa asalkan kebutuhan nutrisi dan asupan yang masuk ke dalam tubuh tercukupi dengan baik. Mengingat ibu hamil membutuhkan asupan nutrisi lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Universitas Airlangga (Unair) dr. Amir Fahad mengatakan, ibu hamil memang diberi keringanan untuk tidak berpuasa meskipun saat Ramadhan. Namun demikian, kata Amir, bukan berarti ibu hamil dilarang untuk berpuasa.

"Ibu hamil bukan berarti tidak boleh berpuasa tapi memberi keringanan jika dirasa saat berpuasa akan memberatkan kehamilan yang akan berdampak pada janin," kata Amir, Rabu (22/3/2023).

Amir menjelaskan, berpuasa pada dasarnya hanya memindahkan jam makan. Jika biasanya pola makan terbagi menjadi makan pagi, siang, dan malam, saat berpuasa hanya diperbolehkan makan pada malam hingga pagi hari. Artinya, rata-rata porsi makan makan dalam sehari tetap, hanya jam saja yang digeser.

Amir menerangkan, ibu hamil tetap diperbolehkan berpuasa asalkan kebutuhan nutrisi dan asupan yang masuk ke dalam tubuh tercukupi dengan baik. Mengingat ibu hamil membutuhkan asupan nutrisi lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. "Jadi kalau misal supply and demand jumlahnya tercukupi tidak ada masalah ibu hamil berpuasa," ujarnya.

Hal yang perlu menjadi perhatian adalah saat ibu hamil memiliki penyakit penyerta seperti diabetes kehamilan, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan sebagainya. Amir melanjutkan, selama ibu hamil terbebas dari penyakit penyerta tidak ada masalah untuk berpuasa.

Amir mengatakan, risiko dehidrasi memang dapat terjadi kepada orang yang berpuasa, termasuk ibu hamil. Normalnya, manusia dalam 24 jam membutuhkan asupan cairan sebanyak dua liter. Jika dikonversi dalam takaran gelas menjadi delapan gelas setiap hari.

"Kalau puasa bisa saja dehidrasi jadi saat berpuasa asupan cairan harus tetap terpenuhi. Dua liter tidak harus habis dalam sekali minum, bisa diatur saat berbuka, setelah tarawih, mau tidur, dan saat sahur," ujarnya.

Amir mengingatkan, ada tanda-tanda dehidrasi yang harus diwaspadai oleh ibu hamil. Tanda tersebut seperti rasa haus yang berlebihan dan produksi urin yang berkurang dengan ditandai perubahan warna menjadi lebih pekat.

"Kalau terjadi gejala seperti ini boleh puasa dibatalkan karena khawatir dehidrasi. Apalagi kalau ditambah gejala pusing berlebih dan pandangan berkunang seperti mau pingsan maka puasanya tidak boleh dipaksakan," kata Amir.

Mengenai aktivitas fisik dan olahraga, Amir juga megatakan tidak ada pantangan bagi ibu hamil yang berpuasa. Hanya saja, disarankan untuk mengurangi tempo olahraga. Artinya, tetap boleh mengikuti senam hamil, yoga, asal terawasi dokter kandungan atau pelatih yang tersertifikasi dengan baik.

"Bisa juga jalan-jalan pagi bersama suami bukan hanya sehat tapi juga meningkatkan bonding dengan suami," ujar Amir.

Amir pun mengatakan, tidak ada makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil saat sahur atau berbuka. Ia menegaskan yang terpenting adalah antara kebutuhan dan asupan nutrisi dapat dipenuhi dengan baik.

"Karbo berlebihan saat berbuka puasa tidak disarankan, cukup berbuka dengan camilan yang manis semisal kurma dan kue-kue kecil. Beri jeda salat maghrib, baru kemudian makan malam tentu dengan porsi yang tidak banyak," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement