REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku industri modest fashion di Indonesia disarankan menonjolkan aspek lokalitas saat bersaing di ranah global. Hal itu disampaikan desainer Ali Charisma yang juga menjabat sebagai National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC).
"Harus punya identitas yang jelas. Jangan pakai gaya Eropa untuk menyaingi Eropa, tapi kita memiliki gaya tersendiri. Identitas keaslian itu perlu didorong, karena keren itu harus bisa jadi diri sendiri," kata Ali pada pembukaan MUFFEST+ 2023, Selasa (7/3/2023).
Ali mencontohkan, busana modest fashion bisa dikombinasikan dengan sarung khas Indonesia. Ada pula berbagai wastra atau kain tradisional Indonesia yang sangat cantik dan bisa dikreasikan menjadi berbagai busana modest fashion yang santun.
Deretan busana dengan gaya demikian telah ditampilkan di ajang mode tahunan Muslim Fashion Festival (MUFFEST+) 2023. Tahun ini, MUFFEST+ melibatkan 200 desainer dan 150 jenama, sekaligus menjadi penjembatan menuju ajang serupa dengan skala lebih besar, yakni Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST).
Ali menyampaikan, MUFFEST+ yang sudah diselenggarakan kedelapan kalinya ingin terus memajukan industri modest fashion Tanah Air. Dia berharap para pelaku industri tersebut kian terarah. Utamanya, mengusung konsep keberlanjutan dalam menghasilkan produk mode, alih-alih mendukung fast fashion.
"Kami ingin membantu mendampingi rekan-rekan (pelaku industri modest fashion) supaya kualitas karyanya lebih baik, prosesnya ethical, dan cocok konsepnya dengan syariah," tutur Ali.