Ahad 26 Feb 2023 15:40 WIB

Anak Gadis Mulai Naksir Lawan Jenis, Haruskah Dilarang?

Perasaan cinta itu fitrah, tapi ...

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang remaja putri membawa peraga kampanye pada Kick Off Gerakan Pencegahan Perkawinan Anak di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (30/1/2020). Ketika remaja putri mulai tertarik pada lawan jenis, orang tua sebaiknya tak melarangnya untuk memiliki perasaan tersebut, namun anak perlu menjaga perilakunya.
Foto: Antara/Basri Marzuki
Seorang remaja putri membawa peraga kampanye pada Kick Off Gerakan Pencegahan Perkawinan Anak di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (30/1/2020). Ketika remaja putri mulai tertarik pada lawan jenis, orang tua sebaiknya tak melarangnya untuk memiliki perasaan tersebut, namun anak perlu menjaga perilakunya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak gadis Anda sudah mulai suka dengan lawan jenis? Saat melihat anak mulai menaruh hati dengan temannya, orang tua perlu membimbing supaya tidak salah arah.

Praktisi psikolog keluarga Nuzulia Rahma Tristinarum berbagi tip menghadapi anak sedang jatuh cinta. Hal pertama yang harus dilakukan orang tua adalah mengajak anak mengobrol.

Baca Juga

"Ajak ngobrol santai. Cari waktu yang nyaman untuk ngobrol," kata Nuzulia kepada Republika.co.id, Ahad (26/2/2023).

Saat mengobrol, menurut Nuzulia, orang tua sebaiknya tidak serta merta melarang atau memberi nasehat ini itu. Di sisi lain, jangan pula diam saja seakan mendukungnya.

"Saat ngobrol, fokuskan perhatian kita pada anak, jangan sambil main ponsel," kata Nuzulia.

Dalam sesi mengobrol, orang tua bisa mengulik perasaan buah hatinya. Sampaikan pada anak bahwa orang tua bisa memahami perasaannya. Selain itu, ayah dan ibu juga menanyakan pendapat anak mengenai pacaran, termasuk dari sisi agama.

"Tanya apakah dia sudah tahu risiko dekat dengan laki-laki itu. Tanya juga pendapatnya dari sisi agama. Saat bertanya, jangan menyela jawaban anak. Cukup mendengarkan saja dulu," ujar dia.

Setelah anak mengutarakan semua perasaannya, orang tua bisa mulai mediskusikannya, misalnya dampak pacaran dan risikonya. Kalau perlu, Nuzulia menyebut, ayah, ibu, dan anak bisa sama-sama mencari informasi, seperti browsing artikel atau dari Youtube.

Menurut Nuzulia, ajaran agama perlu disisipkan dalam hal ini. Diskusikan mengenai pacaran dari sisi agama dan alasannya tidak dibenarkan dalam agama. Selama diskusi, usahakan orang tua tidak menggunakan kalimat yang merendahkan dan menghakimi.

"Tutup dengan penekanan bahwa 'Boleh kok jatuh cinta. Perasaan cinta itu fitrah, boleh saja jatuh cinta atau mencintai seseorang. Namun, yang perlu dijaga adalah perilaku kita'," kata Nuzulia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement