Dokter menerima keputusan Anda
Pasien dan dokter harus berkolaborasi untuk mengelola kesehatan pasien. Akan tetapi, pasien masih bisa melakukan riset sendiri dengan mencari pendapat banding (second opinion) dan sumber daring yang memiliki reputasi baik.
Pada akhirnya, pasien mungkin saja tidak setuju dengan dokternya terkait tindakan terbaik. Seorang dokter yang baik harus dapat memisahkan keputusan pribadi itu dari hubungan dokter-pasien.
"Jika Anda memutuskan untuk melakukan sesuatu atau tidak minum obat yang direkomendasikan, dokter Anda berkewajiban menerimanya tidak hanya secara etis, tetapi itu juga tidak boleh memengaruhi hubungan,” kata dr Wilson yang juga penulis buku How Medicine Works and When It Doesn't: Learning Who Trust to Get and Stay Healthy.
Dokter baru turun tangan jika itu menyangkut keselamatan Anda.
Satu-satunya pengecualian untuk poin di atas adalah ketika dokter meyakini Anda mungkin melakukan sesuatu yang benar-benar berbahaya.
"Tentu saja, mereka masih tidak bisa membuat Anda melakukan sesuatu, tetapi mereka mungkin lebih eksplisit menyatakan ketidaksetujuannya," ujar dr Wilson.
Ini bisa menjadi percakapan yang sulit untuk dilakukan, menurut dr Wilson. Akan tetapi, jika Anda memiliki dasar yang kuat, itu bukanlah percakapan yang perlu mengakhiri hubungan dokter-pasien.
"Itu sebenarnya dapat memperkuatnya."