Selasa 07 Feb 2023 07:44 WIB

Cuaca Buruk Persulit Proses Penyelamatan Gempa di Turki dan Suriah

Gempa itu diperkirakan menewaskan lebih dari 3.700 orang.

Rep: Lintar Satria / Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Seorang bayi diselamatkan dari bangunan yang hancur di Malatya, Turki, Senin, (6/2/2023).
Foto: DIA Images
Seorang bayi diselamatkan dari bangunan yang hancur di Malatya, Turki, Senin, (6/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Cuaca buruk mempersulit upaya penyelamatan korban gempa 7,8 skala Richter yang mengguncang Turki dan Suriah. Gempa itu diperkirakan menewaskan lebih dari 3.700 orang.

Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (AS) mencatat kedalam gempa yang terjadi 04:17 Senin pagi waktu sempat sekitar 17,9 kilometer. Gempa menghancurkan bangunan di seluruh kawasan dan terasa hingga Siprus dan Lebanon.

Baca Juga

Wakil Presiden Turki  Fuat Oktay mengatakan selain dampak gempa pihak berwenang juga kesulitan oleh "kondisi cuaca buruk ekstrem."

"Kami mencoba mencapai kawasan (yang terdampak gempa) secepat mungkin," kata Oktay pada media seperti dikutip dari Aljazirah, Selasa (7/2/2023).

Aljazirah melaporkan dari Istanbul situasi musim dingin yang buruk membuat situasi di lapangan "sangat sulit." Turki didera salju tebal dan hujan deras. Suhu udara juga sangat dingin sehingga mempersulit tim pencari dan sipil melakukan proses penyelamatan.

Dari Beirut Aljazirah melaporkan barat laut Suriah juga mengalami cuaca buruk. Musim dingin yang membekukan mempersulit kehidupan masyarakat yang kehilangan rumah mereka. Selain itu terdapat jutaan orang di Suriah yang dilanda perang selama bertahun-tahun yang tinggal di tenda-tenda pengungsi.

Seorang warga Kota Idlib, Suriah, Alaa Nafi mengatakan gempa bumi kemari "sangat mengerikan dan menakutkan."

"Bangun di tengah malam karena seluruh gedung terguncang adalah perasaan terburuk dan menyulitkan usaha menyelamatkan diri," katanya.

"Melihat orang-orang dengan anak-anak menangis di jalanan di udara yang dingin sangat menghancurkan hati, tapi kami semua berkumpul di satu area jauh dari gedung-gedung," katanya.

Aljazirah melaporkan di Kota Gaziantep, Turki banyak orang berada di luar ruangan di tengah udara yang sangat dingin. Sampai beberapa masjid membuka pintu untuk menampung mereka.

Tapi banyak orang yang merasa tidak aman berada di dalam gedung usai merasakan guncangan dahsyat. Pihak berwenang mengatakan jumlah korban jiwa dapat terus bertambah sementara paka mengatakan gempa susulan dapat berlangsung selama beberapa hari atau pekan ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement