Selasa 31 Jan 2023 05:34 WIB

Polda Metro Pastikan Pesan Berantai Penculikan Anak di Medsos Hoaks

Pesan berantai di medsos dinarasikan target penculikan anak-anak rentang 1-12 tahun.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Kabid Humas Polda Metro Jaya - Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kabid Humas Polda Metro Jaya - Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Isu penculikan anak di bawah umur di Jakarta dan beberapa daerah yang beredar di media sosial telah meresahkan masyarakat. Dalam foto yang beredar di media sosial dinarasikan target korban penculikan merupakan anak-anak dengan rentang usia 1-12 tahun.

Pihak kepolisian memastikan, pesan berantai isu penculikan anak itu kabar bohong atau hoaks. "(Pesan berantai isu penculikan) Itu hoaks. Saring dulu sebelum sharing," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, saat dikonfirmasi, Senin (30/1/2023).

Baca Juga

Trunoyudo meminta masyarakat tidak terprovokasi isu-isu hoaks penculikan anak tersebut. Karena itu, ia meminta agar masyarakat dapat memanfaatkan layanan masyarakat. Termasuk meminta bantuan kepada pihak kepolisian atau pihak terkait untuk memastikan mengenai kebenaran isu yang beredar di media sosial tersebut.

"Bisa melalui Bhabinkamtibmas di RW setempat, layanan di polsek dan polres, bahkan Polda Metro Jaya, untuk setiap informasi yang meresahkan," tutur Trunoyudo.

 

Salah satu pesan berantai isu penculikan beredar di media sosial WhatsApp. Dalam pesan berantai itu juga dituliskan kriteria penculik anak yang wajib diwaspadai. Di antaranya, pedagang atau penjual, pengemis, bahkan disebut penculik bisa menyamar sebagai perempuan hamil.

"Harap Waspada karena sedang beredar musim penculikan anak di Indonesia. Waspada!! Ada penculikan anak-anak yang berumur 1-12 tahun. Bapak-bapak/Ibu-ibu harus menjaga anak kita dengan hati-hati! Penculikan sedang ada dalam kampung-kampung dan dia menyamar sebagai: Penjual, om telolet, ibu hamil, pengemis," demikian bunyi informasi hoaks yang beredar di media sosial tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement