Senin 09 Jan 2023 19:08 WIB

Ngemis Online Viral di TikTok, Mengapa Ada yang Mau Jadi Kreator Konten Macam Itu?

Kreator ngemis online dinilai ingin raih hasil sebanyak-banyaknya dengan usaha minim.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Akun TikTok TM Mud Bath mendulang gift dengan memperlihatkan ibu yang telah berumur mandi di air keruh.
Foto: Dok TikTok TM Mud Bath
Akun TikTok TM Mud Bath mendulang gift dengan memperlihatkan ibu yang telah berumur mandi di air keruh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebagai wadah kreator untuk menghibur dan terhubung dengan komunitas secara real-time lewat siaran langsung, fitur TikTok Live banyak dimanfaatkan penggunanya. Namun, belakangan ini, marak fenomena ngemis online di TikTok dengan menyakiti diri sendiri atau mengeksploitasi kemalangan orang lain demi mendapat gift.

Psikolog Ifa Hanifah Misbach beranggapan fenomona itu berkaitan dengan masalah mental dan faktor didikan orang tuanya. Misalnya, apakah para kreator itu hanya mendapat didikan meminta alih-alih melatih kemandirian.

Baca Juga

"Kalau pola asuhnya merujuk ke kemandirian, si anak pas gedenya akan bisa survive (bertahan) untuk menciptakan apapun yang misalnya menghasilkan kemampuan finansial," kata Ifa kepada Republika.co.id, Senin (9/1/2023).

Terkait fenomena itu, Ifa merasa yang perlu ditelusuri adalah latar belakang kreator "pengemis online" itu. Kegiatan mengemis bisa diartikan dengan menyerah dengan keadaan.

Artinya, kreator ini ingin mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya, tetapi dengan usaha seadanya. Menurut Ifa, mental orang-orang seperti itu berasosiasi cara termudah, tercepat, dan jalan pintas.

"Jadi secara logika, orang-orang ini tidak terlatih bagaimana bekerja dengan proses," ujar Ifa.

Menurut Ifa, orang yang tidak menghargai proses itu memiliki kemampuan regulasi diri yang rendah. Mereka tidak memiliki kemampuan delay satisfaction (menunda kepuasan). Selain itu, masalah rendahnya literasi di Indonesia juga menyumbang larisnya tontonan tidak bermutu di media sosial.

"Balik lagi, terlatih ketidakmandirian. Dan juga, orang kayak gitu nggak mikirin harga diri, karena itu mempertontonkan kebodohan. Itu pasti biasanya pola asuhnya selalu mendapatkan apa yang dia mau," kata Ifa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement