Kamis 29 Dec 2022 19:36 WIB

Pencurian Buku Pelajaran di Indramayu Terus Bertambah, Terjadi di 30 SD

Peristiwa pencurian buku pelajaran terbaru terjadi di SD Negeri 1 Jatisawit Lor.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Kepala Sekolah SDN 2 Cadangpinggan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, Neneng Juaningsih, menunjukkan contoh buku paket pelajaran yang hilang, Senin (26/12/2022). Ada sekitar 1.300 buku paket pelajaran di sekolah itu yang hilang digondol pencuri.
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Kepala Sekolah SDN 2 Cadangpinggan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, Neneng Juaningsih, menunjukkan contoh buku paket pelajaran yang hilang, Senin (26/12/2022). Ada sekitar 1.300 buku paket pelajaran di sekolah itu yang hilang digondol pencuri.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kasus pencurian buku paket pelajaran di Sekolah Dasar (SD) terus bertambah. Hingga hari ini, total ada 30 sekolah yang jadi korban pembobolan maling.

"Awalnya kasus pencurian dilaporkan terjadi di 13 sekolah, kemudian sekolah yang melapor bertambah jadi 26 sekolah, dan sekarang sudah ada 30 sekolah (yang menjadi korban pencurian buku pelajaran)," kata Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Indramayu, Baman, Kamis (29/12).

Peristiwa pencurian buku pelajaran yang terbaru terjadi di SD Negeri 1 Jatisawit Lor, Kecamatan Jatibarang, Rabu (28/12), yang diperkirakan sekitar pukul 03.00 WIB.

Baman mengaku, geram dengan aksi pencuri yang menggondol buku-buku pelajaran. Dia menyatakan, buku pelajaran memiliki arti yang sangat penting bagi para siswa karena menjadi sarana mereka untuk menambah pengetahuan.

"Buku adalah jendela pengetahuan. Gudangnya ilmu adalah buku, dan membaca adalah kuncinya," ucap Baman.

Dia pun mendorong, sekolah-sekolah yang menjadi korban pencurian buku pelajaran untuk segera melapor ke Polsek di wilayah masing-masing. Selain itu, pelaporan juga dilakukan ke Disdikbud sebagai bahan bagi dinas tersebut untuk menindaklanjutinya ke pihak yang berwajib.

Baman menyebutkan, dari 30 SD yang menjadi korban pencurian, tercatat baru ada lima sekolah yang melapor ke polisi. "Kami berharap pihak kepolisian bisa segera mengungkap kasus pencurian tersebut dan menangkap pelakunya," tutur dia.

Baman pun mengajak kepada para guru dan pengawas sekolah untuk semakin meningkatkan kewaspadaan di sekolah masing-masing. Begitu pula kepada warga di sekitar sekolah, diminta kepeduliannya untuk ikut membantu mengawasi sekolah agar terhindar dari kasus pencurian serupa.

Dia menambahkan, Disdikbud sudah membuat intsruksi melalui edaran agar di setiap sekolah dilakukan piket siang. Dia pun mengapresiasi sekolah-sekolah yang sudah melaksanakan instruksi tersebut.

"Di beberapa kecamatan, ada juga yang piket malam. Saya berterima kasih kepada seluruh komponen yang melaksanakan piket di sekolah," cetus Baman.

Sementara itu, Kapolres Indramayu, AKBP M Lukman Syarif melalui Kapolsek Jatibarang, AKBP Ujang Rohimin, membenarkan peristiwa pencurian buku pelajaran yang terjadi di SD Negeri 1 Jatisawit Lor.

Ujang menjelaskan, kasus tersebut pertama kali diketahui oleh salah seorang guru yang baru pulang dari pasar, Rabu (28/12) sekitar pukul 06.00 WIB. Saat itu, guru tersebut merasa curiga karena melihat pintu sekolah yang terbuka.

"Setelah dilakukan pengecekan, ternyata ada barang yang hilang berupa buku-buku pelajaran. Jumlahnya banyak," katanya.

Peristiwa itu kemudian langsung dilaporkan ke Polsek Jatibarang. Polisi yang menerima laporan pun segera mengecek ke lokasi dan memeriksa saksi-saksi.

"Mudah-mudahan semua pelaku bisa ditangkap dan diproses lebih lanjut," tandas Ujang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement