Ahad 18 Dec 2022 19:15 WIB

Mengenal Sportivitas dalam Islam

Sportivitas dalam Islam sendiri kerap dicontohkan oleh Rasulullah.

Para pemain Maroko melakukan sujud syukur sebagai tanda terima kasih kepada Allah setelah semifinal Piala Dunia FIFA 2022 antara Prancis dan Maroko di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, Kamis (15/12) dini hari WIB.
Foto: AP/Christophe Ena
Para pemain Maroko melakukan sujud syukur sebagai tanda terima kasih kepada Allah setelah semifinal Piala Dunia FIFA 2022 antara Prancis dan Maroko di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, Kamis (15/12) dini hari WIB.

IHRAM.CO.ID, Piala Dunia tahun ini menyedot perhatian masyarakat dunia dengan berbagai keunikan dan sejarah baru yang tercetak. Terutama dengan tampilnya timnas Maroko yang secara fantastis dapat menumbangkan tim-tim besar Eropa yang selama ini menjadi `jawara' Piala Dunia.

Kesuksesan Maroko membawa citra Asia, Afrika, dan juga Islam ke ranah yang belum pernah dibicarakan orang sebelumnya. Ini menjadi indikasi bahwa mereka bukan sekadar membugarkan badan, tapi juga mengamalkan nilai Islam dengan menjunjung tinggi sportivitas dan akhlak dalam permainan mereka.

Baca Juga

Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi mengatakan, sportivitas merupakan kata sifat yang berarti jujur dan kesatria atau gagah. Adapun sportivitas dalam olahraga mempunyai arti bahwa orang yang melakukan olahraga tersebut harus memiliki kejujuran dan sikap kesatria dalam bertindak dan berperilaku saat berolahraga.

"Orang yang mengamalkan sportivitas, maka sesungguhnya ia sedang bersikap kesatria dan jujur,"kata Gus Fahrur saat dihubungi Republika, belum lama ini.

Dia menjabarkan, sportivitas merupakan sikap disiplin, mengikuti ketentuan, dan peraturan yang telah ditetapkan atau yang telah disepakati bersama, terutama saat mengikuti suatu pertandingan atau perlombaan olahraga.Menurutnya, sportivitas masuk ke dalam wilayah umum moralitas dalam konteks olahraga.

Dekan Fakultas Unida Gontor Amal Fadholah mengatakan, kata sportivitas sering muncul belakangan ini seiring dengan momen keberhasilan timnas Maroko di Piala Dunia.Sprotivitas itu, kata dia, mengandung kata sifat yang bisa bermakna jujur, kesatria, dan gagah.

Adapun jika ia kata benda, maka ber makna seseorang yang melakukan suatu tindakan sesuai ketentuan. "Sehingga, kata ini kerap berkaitan dengan moralitas dan karakter,"ujarnya.

Sportivitas bisa dimaknai sebagai perilaku yang menyangkut benar dan salah atau kepatuhan dan tidak kepatuhan dalam sebuah aturan. Dengan demikian, di dalam sportivitas ada unsur kejujuran, keadilan, dan di sisi lain mau mengakui kelebihan atau prestasi orang lain.

Untuk itu, dia melihat bahwa dalam sportivitas terdapat makna positif bahwa jika seseorang berani untuk berkompetisi, di sisi lainnya ia harus mempunyai sikap untuk mengakui kelebihan orang lain.

"Dalam bahasa lainnya, sprotivitas bisa disebut dengan fair play,"kata dia.

Dikarenakan sportivitas berkaitan erat dengan perilaku, dia menekankan bahwa di da lam Islam perilaku juga sangat berhubungan dengan akhlak. Di mana akhlak secara jamak dalam bahasa Arab berasal dari kata khulqun yang berarti budi pekerti. Dengan begitu, ketika ada satu tim melegenda, seperti Maroko yang cukup agamis dan Muslim, kata dia, orang akan mengaitkan perilaku pemain di lapangan itu dengan keberhasilan timnya.

Di sisi lain, ia menambahkan, akhlak dimulai dengan keimanan, dilanjutkan dengan menjalankan ibadah, barulah kemudian menghasilkan akhlak. Dengan demikian, menurut dia, ketika publik melihat sikap dan perilaku timnas Maroko yang begitu santun dan menorehkan prestasi, umat Islam dapat mengaitkan itu dengan sikap di lapangan, akhlaknya.

Adapun sportivitas dalam Islam sendiri kerap dicontohkan oleh Rasulullah. Di mana dalam spektrum olahraga, Islam memaknainya dengan dua hal. Yakni, olahraga sebagai hiburan yang sesuai dengan aturan dan tidak merusak, dan kedua bahwa olahraga dimaknai sebagai suatu upaya menggerakkan fisik agar sehat.

Umat Islam dalam hal ini meniru setiap teladan Rasulullah SAW. Sebab, akhlak beliaulah yang paling mulia. Mengenai akhlak, Allah SWT berfirman dalam Surah al-Ahzab ayat 21 yang artinya, Sungguh, telah ada pada (diri)Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yakni) bagi orang yang mengharap (rahmat)Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. 

sumber : Dialog Jumat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement