Selasa 06 Dec 2022 19:15 WIB

Aljazirah Bawa Kasus Pembunuhan Shireen Abu Akleh ke ICC

Shireen dan beberapa jurnalis jadi sasaran penembakan langsung pasukan Israel

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Shireen Abu Akleh
Foto: Tim infografis Republika
Shireen Abu Akleh

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Media Aljazirah akan menyerahkan kasus pembunuhan jurnalisnya, Shireen Abu Akleh, ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang berbasis di Den Haag, Belanda. Shireen tewas ditembak oleh pasukan Israel ketika tengah melakukan peliputan di Jenin, Tepi Barat, Mei lalu.

Aljazirah mengatakan, mereka telah melakukan penyelidikan menyeluruh atas tewasnya Shireen dan menemukan bukti baru berdasarkan beberapa laporan saksi mata. Aljazirah juga memeriksa sejumlah rekaman video di lokasi tewasnya Shireen. Berdasarkan temuan-temuan itu, Aljazirah menyimpulkan bahwa Shireen dan beberapa jurnalis lainnya memang jadi sasaran penembakan langsung pasukan Israel.

“Klaim otoritas Israel bahwa Shireen terbunuh secara tidak sengaja dalam baku tembak sama sekali tidak berdasar,” kata Aljazirah dalam sebuah pernyataan, Selasa (6/12/2022), dilaporkan laman kantor berita Palestina, WAFA.

Aljazirah menjelaskan, bukti-bukti yang diajukan ke kantor kejaksaan menegaskan, tanpa keraguan, bahwa tidak ada penembakan di area tempat Shireen berada. Kecuali pasukan Israel yang memang melepaskan tembakan langsung ke arah Shireen dan sejumlah jurnalis lainnya.

“Para jurnalis berada di hadapan pasukan pendudukan Israel saat mereka berjalan sebagai kelompok perlahan-lahan di jalan dengan rompi media khas mereka, dan tidak ada orang lain di jalan,” ungkapnya.

Menurut Aljazirah, temuan itu secara otomatis membantah klaim Pasukan Pertahanan Israel yang menyebut tidak ada kejahatan dilakukan sepenuhnya dalam kasus tewasnya Shireen.

“Bukti menunjukkan bahwa pembunuhan yang disengaja ini merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas untuk menargetkan dan membungkam Aljazirah," katanya.

Selama 25 tahun berkarier sebagai jurnalis di Aljazirah, Shireen kerap menggemakan suara rakyat Palestina. Oleh sebab itu, jurnalis berkebangsaan Palestina-Amerika itu mendapat julukan “suara Palestina”. Shireen tewas tertembak saat tengah meliput operasi penggerebekan pasukan Israel di Jenin, Tepi Barat, 11 Mei lalu. Sempat terjadi perdebatan tentang siapa pelaku penembakan terhadap Shireen.

Kala itu muncul dugaan bahwa pasukan Israel yang telah membunuh Shireen. Namun Israel menolak tuduhan tersebut. Mereka justru menuding kelompok militan Palestina yang menembak Shireen. PBB akhirnya turun tangan untuk melakukan penyelidikan independen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement