Kamis 01 Dec 2022 13:46 WIB

Empat Penderita Polio di Provinsi Aceh Masih Menjalani Terapi di RSUD

Tiga anak rawat inap di RSUD Zainoel Abidin, Banda Aceh, dan satu anak rawat jalan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
 Petugas Puskesmas menyiapkan vaksin polio sebelum melakukan vaksinasi polio di Puskesmas Banda Aceh,Senin, 21 November 2022.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Petugas Puskesmas menyiapkan vaksin polio sebelum melakukan vaksinasi polio di Puskesmas Banda Aceh,Senin, 21 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Empat penderita penyakit polio (Poliomyelitis) di Provinsi Aceh masih menjalani perawatan dan terapi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin, Kota Banda Aceh. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Aceh, dr Hanif mengatakan, tiga anak yang terserang polio masih menjalani inap di RSUD Zainoel Abidin.

Adapun satu orang lainnya menjalani rawat jalan di rumah sakit tersebut. Kasus infeksi virus polio pertama ditemukan pada seorang anak berusia tujuh tahun di Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie pada Oktober 2022. Setelah melakukan penelusuran, pemerintah menemukan tiga lagi kasus infeksi virus polio tipe dua di wilayah tersebut. Namun, ketiganya tidak menunjukkan gejala.

Hanif mengatakan, anak yang pertama dideteksi terserang polio di Pidie sekarang masih menjalani fisioterapi di Kota Banda Aceh. "Karena otot kakinya mengecil sehingga mengganggu proses jalan," katanya di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Kamis (1/12/2022).

Menurut dia, anak itu ditempatkan di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Aceh agar lebih mudah mengakses pelayanan fisioterapi di rumah sakit. "Anak itu sekarang di sini kami tempatkan, karena harus bolak balik rumah sakit setiap hari untuk fisioterapi, jadi lebih dekat," kata Hanif.

Tiga anak lain dari Kabupaten Pidie yang terserang polio, menurut dia, masih harus menjalani rawat inap di RSUD Zainoel Abidin. "Jadi, tiga lagi yang positif ini berdasarkan hasil diskusi dengan Kemenkes juga kita rawat di RSUD Zainoel Abidin. Saat ini rawat inap, bukan rawat jalan, karena baru sampai," katanya.

Setelah penemuan kasus polio di Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, sambung dia, Dinkes Provinsi Aceh melakukan penelusuran kasus dan mengambil 21 spesimen tinja dari anak-anak di wilayah kecamatan tersebut. Tetapi, hanya 19 spesimen yang dinyatakan layak diperiksa di laboratorium.

Menurut hasil pemeriksaan laboratorium, kata Hanif, ada tiga anak yang positif terinfeksi virus polio. Mereka terdiri atas satu anak usia dua tahun lima bulan, satu anak umur satu tahun 11 bulan, dan satu anak usia lima tahun.

Pemerintah melaksanakan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Pidie dan bagian wilayah Provinsi Aceh. Langkah itu menyusul kejadian luar biasa (KLB) polio yang terjadi di Kabupaten Pidie. Menurut Kementerian Kesehatan, imunisasi polio di wilayah Provinsi Aceh dilakukan secara bertahap dengan sasaran total 1.217.939 anak usia nol hingga 12 tahun.

Khusus di Kabupaten Pidie menyasar 91.484 anak. Sub PIN Polio putaran pertama dilaksanakan di Pidie mulai 28 November 2022; Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie Jaya, Bireun, Aceh Utara, dan Sabang mulai 5 Desember 2022; serta kabupaten/kota lain di Aceh mulai 12 Desember 2022. Putaran kedua Sub PIN Polio dijadwalkan berlangsung mulai pekan keempat Januari 2023 di seluruh Provinsi Aceh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement