Jumat 22 Jul 2022 14:34 WIB

Kompleks Bersejarah di Istanbul Digunakan Jadi Pusat Seni 

Kompleks Zal Mahmut Pasha di Istanbul Turki kini digunakan sebagai pusat seni budaya.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
 Kompleks Zal Mahmut Pasha di Istanbul Turki kini digunakan sebagai pusat seni dan budaya
Foto: wikipedia
Kompleks Zal Mahmut Pasha di Istanbul Turki kini digunakan sebagai pusat seni dan budaya

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL – Kompleks Zal Mahmut Pasha di Istanbul Turki kini digunakan sebagai pusat seni dan budaya sebagaimana peraturan Kotamadya Eyup Sultan. 

Kompleks ini memiliki sejarah karena dibangun pada abad ke-16 oleh seorang arsitek jenius bernama Mimar Sinan. Kala itu Zal Mahmud Pasha seorang wazir era Sultan Murad III dan istrinya menugaskan Mimar Sinan untuk merancang kompleks Zal Mahmut Pasha. 

Baca Juga

Awalnya ia dibawa ke Istanbul sebagai pelatih, kemudian ia menjabat sebagai kepala arsitek pada masa pemerintahan Sultan Suleiman I. Mimar Sinan membangun kompleks Zal Mahmut Pasha dalam empat bagian yakni masjid, dua madrasah, area makan, dan air mancur. 

Namun demikian kompleks ini tak difungsikan lagi dalam waktu yang lama karena sejumlah masalah. Dengan karya-karya terbaru, 29 kamar di kompleks telah diubah menjadi bengkel di mana seniman master menampilkan seni mereka.

Berbicara tentang karya terbaru di kompleks, Walikota Distrik Eyup Sultan, Deniz Koken mengatakan bahwa pengrajin ahli menghasilkan seni mereka dalam kaligrafi, miniatur, marmer , keramik, tembikar, iluminasi, ubin, qanun, ney, tanbur dan lokakarya seni rebab di pusat sementara peminat mendapatkan pelatihan di bengkel yang sama.

“Tujuan utama kami adalah membiarkan para master mempraktikkan profesi mereka dan melatih siswa di cabang-cabang seni dan kerajinan yang telah terlupakan,” kata Denis Koken seperti dilansir Daily Sabah pada Jumat (22/7) Kompleks Zal Mahmut Pasha

Kompleks masjid terkenal dengan arsitekturnya yang unik dan keindahan mihrab atau ceruk kiblat masjid. Pelancong Ottoman abad ke-17 Evliya elebi menggambarkan masjid itu dalam Nama Seyahat (Buku Perjalanan).

“Di antara masjid-masjid yang ditugaskan oleh wazir di negara Ottoman, tidak ada yang bersinar seperti ini. Saya belum pernah melihat mimbar (mimbar), mihrab, mahfil (plat khusus yang ditinggikan di masjid, di seberang mimbar, di mana muadzin menjalankan tugasnya untuk mengumandangkan shalat) dan tiang-tiang tipis sebelumnya," begitu tulisnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement