Sabtu 30 Apr 2022 18:00 WIB

Pedagang Busana Muslim di Kudus Banjir Pesanan, Sarung Instan jadi Favorit

Pesanan busana muslim melonjak hingga 40 persen.

Pedagang merapikan susunan baju muslim di sebuah toko di pusat perbelanjaan. ilustrasi. Tahun ini, geliat mudik berdampak kepada pembuat panju muslim. Baju muslim pun banjir pesanan.
Foto: Rony Muharrman/ANTARA
Pedagang merapikan susunan baju muslim di sebuah toko di pusat perbelanjaan. ilustrasi. Tahun ini, geliat mudik berdampak kepada pembuat panju muslim. Baju muslim pun banjir pesanan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Sejumlah pedagang busana muslim dan perlengkapan salat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada bulan puasa Ramadan kebanjiran pesanan. Kenaikannya bisa mencapai 40-an persen.

"Untuk berbagai produk, mulai dari baju muslim hingga sarung instan untuk anak," kata Kurniati Setyaningsih produsen konveksi pakaian muslim asal Desa Bakalan Krapyak, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, (30/4/2022).

Baca Juga

Pesanan, kata dia, tidak hanya dari lokal Kudus, melainkan hampir dari berbagai daerah di Tanah Air. Produk terlaris, yakni sarung anak yang dibuat khusus untuk usia 0-12 tahun karena didesain seperti celana dan mudah dipakai oleh anak dengan bahan dari bahan sarung. Sedangkan harga jualnya dari yang paling murah sebesar Rp 40.000 hingga Rp 70.000 per potong.

"Pemesanan mulai berdatangan justru sebelum puasa, sehingga sebelumnya memang memperbanyak stok karena prediksinya ada kenaikan permintaan. Ternyata benar, karena sehari saya mengerjakan hingga 300 potong sarung instan dari sebelumnya jumlah sebanyak itu untuk kebutuhan dua hingga tiga hari," ujarnya.

Yunus, pedagang busana muslim di Pasar Kliwon Kudus mengakui kebijakan boleh mudik memang memberikan dampak luar biasa. Sebab, pesanan naik hingga 80-an persen, dibanding musim Lebaran 2021.

Dengan adanya kenaikan pesanan, dia mengaku, omzet penjualannya dalam sehari bisa Rp 10 juta. Dasa Gentawati, perajin sarung dan peci batik juga mengakui adanya kenaikan pesanan kopiah dan sarung batik selama bulan Ramadan. Bahkan untuk sarung kenaikannya bisa 100 persen, sedangkan kopiah hanya 30 persen.

Penjualannya, kata dia, tidak hanya secara konvensional, melainkan juga melalui pasar elektronik karena promosinya murah dan mudah sehingga bisa menyasar konsumen dari berbagai daerah di Tanah Air.

Untuk harga jualnya kopiah batik sebesar Rp 75 ribu per buah. Sarung berkisar Rp100-an ribu per potong dengan menyesuaikan ukuran. Sedangkan motif kopiah maupun sarung batik yang disediakan khas Kudus, seperti menara Kudus, beras kecer, gerbang Kudus Kota Kretek dan beberapa motif lainnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement