Rabu 02 Mar 2022 09:59 WIB

Indonesia Kenalkan Kebijakan Penangkapan Terukur di World Ocean Summit

Indonesia menjadikan prinsip ekonomi biru sebagai salah satu acuan utama.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
 Nelayan menjual ikan segar hasil tangkapan di pasar ikan tradisional (ilustrasi). Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan memperkenalkan kebijakan penangkapan terukur di hadapan ribuan peserta forum internasional tahunan World Ocean Summit (WOS) ke-9 pada Selasa (1/3/2022).
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Nelayan menjual ikan segar hasil tangkapan di pasar ikan tradisional (ilustrasi). Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan memperkenalkan kebijakan penangkapan terukur di hadapan ribuan peserta forum internasional tahunan World Ocean Summit (WOS) ke-9 pada Selasa (1/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan memperkenalkan kebijakan penangkapan terukur di hadapan ribuan peserta forum internasional tahunan World Ocean Summit (WOS) ke-9 pada Selasa (1/3/2022). 

Penerapan kebijakan tersebut merupakan bagian dari transformasi tata kelola sektor kelautan dan perikanan Indonesia dengan mengedepankan prinsip ekonomi biru.

Baca Juga

"Transformasi perikanan Indonesia akan lepas landas pada tahun ini. Keseimbangan antara faktor ekologi dan ekonomi merupakan pedoman utama untuk berubah menjadi kebijakan perikanan masa depan negara kami," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (2/3/2022).

Trenggono menyampaikan penerapan kebijakan penangkapan terukur merupakan satu dari tiga fase utama dalam transformasi tata kelola perikanan di Indonesia. Pada fase ini, kebijakan penangkapan ikan berbasis kuota tersebut dibarengi dengan restrukturisasi ekonomi nelayan dan pembudidaya ikan. 

Fase selanjutnya, lanjut dia, berupa percepatan pertumbuhan berfokus pada ekonomi biru, serta memperkuat pertumbuhan tersebut. Melalui fase-fase ini, menurutnya Indonesia menargetkan menjadi pengelola perikanan berkelanjutan yang diakui dunia. 

"Perikanan berbasis kuota akan menjadi alat utama kami untuk mempertahankan lingkungan laut dan pada saat yang sama memajukan pertumbuhan ekonomi," ungkap  Trenggono.

Trenggono menambahkan, penerapan kebijakan penangkapan terukur juga merupakan wujud dari implementasi prinsip ekonomi biru. Sebagai negara Ocean Panel, Indonesia menjadikan prinsip ekonomi biru sebagai salah satu acuan utama untuk mewujudkan keberlanjutan laut dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk memulihkan kesehatan laut dan mempercepat ekonomi laut yang berkelanjutan," kata Trenggono.

Dalam presentasinya, Trenggono turut menayangkan video dua menit yang berisi tentang substansi kebijakan penangkapan terukur di Indonesia. Salah satu isinya mengenai peluang investasi di bidang perikanan yang bisa dimanfaatkan para investor dari dalam maupun luar negeri, pasca diterapkannya kebijakan tersebut.

Sebagai informasi, WOS ke-9 berlangsung secara virtual dari Lisabon, Portugal pada 1-4 Maret 2022. Ada lebih dari 140 pembicara selama acara berlangsung dengan peserta mencapai lima ribu orang dari berbagai belahan dunia. Peserta merupakan perwakilan pemerintahan, pimpinan industri berbasis laut, akademisi, hingga civil society yang fokus pada kesehatan laut.  

Acara yang digelar oleh Economist Impact tersebut bertujuan melakukan katalisasi ekonomi kelautan yang berkelanjutan dengan mengubah cara bisnis yang berlangsung di lautan. Selain itu untuk mendorong kolaborasi lintas negara bagaimana mengambil tindakan untuk memulihkan kesehatan laut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement